Scroll untuk baca artikel
Blog

Harapan Umat kepada Biden: Hentikan Muslim Ban dan Muslim Bom!

Redaksi
×

Harapan Umat kepada Biden: Hentikan Muslim Ban dan Muslim Bom!

Sebarkan artikel ini

Dari masa ke masa Komunitas Muslim berusaha memainkan  peranan aktif, bahkan pro aktif, dalam membangun kekuatan dan partisipasi politiknya. Dan semua itu tentunya dibangun di atas dasar ijtihad, yang boleh benar dan mungkin juga salah.

Kini Komuniats Muslim memberikan suaranya kepada Kandidat Joe Biden. Tentu harapannya akan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Bahwa di bawah pemerintahan Joe Biden akan tumbuh lingkungan atau suasana yang lebih terbuka dan bersahabat.

Saya selalu mengatakan “kita tidak mengharapkan keIstimewaan dari pemerintah Amerika. Yang kita harapkan hanya ruang yang netral/sama seperti warga Amerika yang lain”. Berikan kepada kami ruang yang sama itu. Dan kami akan mengambil bagian untuk berkompetisi dalam memberikan kontribusi bagi negara dan bangsa Amerika.

Kini Biden telah menyampaikan banyak janji. Salah satunya adalah bahwa Biden akan segera meniadakan kebijakan diskriminatif Trump yang dikenal dengan Muslim Ban atau larangan orang Islam masuk Amerika.

Tentu harapan itu tinggi. Apalagi selama kampanye Biden mengutip hadits Rasul: “siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaknya dirubah dengan tangannya. Kalau tidak mampu dengan lisannya. Dan kalau masih tidak mampu hendaknya dirubah dengan hatinya”.

Maka dengan “insya-Allah” (dengan kehendak Allah) yang juga Biden sempat ucapkan dalam acara debat kandidat, kita banyak menaruh harapan. Harapan yang tidak saja bahwa Biden akan meniadakan “Muslims Ban”. Tapi juga harapan besar bahwa Biden juga akan meniadakan “Muslims Bom”.

Dengan kata lain, harapan kami warga Muslim Amerika kepada Biden akan ada perubahan dan perbaikan secara domestik dengan menghapus Muslim Ban. Tapi juga harus ada perubahan kebijakan Amerika di Dunia Islam. Salah satunya hentikan “membom Umat Islam” (Muslims Bom).

Tapi akhirnya akankah itu terwujud?

Yakinlah semua itu banyak ditentukan oleh Umat Islam sendiri. Baik yang di Amerika maupun yang ada di negara-negara Islam. Amerika tidak akan intervensi ke negara mana saja jika tidak ada yang memainkan kepentingan sempit di negara itu sendiri.

Dan biasanya, pengkhianat terbesar sebuah bangsa adalah pemimpinnya sendiri. Mereka yang kadang punya kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan dengan mencari perlindungan di balik kekuatan Amerika.

Dan Amerika yang juga punya kepentingan globalnya menangkap peluang itu. Maka terjadilah kolaborasi jahat melawan kepentingan bangsa dan rakyat.

Semoga Biden memang membawa angin segar. Amin!

New York, 16 November 2020

Shamsi Ali, Imam di kota New York/Presiden Nusantara Foundation