Tentu harapan itu tinggi. Apalagi selama kampanye Biden mengutip hadits Rasul: “siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaknya dirubah dengan tangannya. Kalau tidak mampu dengan lisannya. Dan kalau masih tidak mampu hendaknya dirubah dengan hatinya”.
Maka dengan “insya-Allah” (dengan kehendak Allah) yang juga Biden sempat ucapkan dalam acara debat kandidat, kita banyak menaruh harapan. Harapan yang tidak saja bahwa Biden akan meniadakan “Muslims Ban”. Tapi juga harapan besar bahwa Biden juga akan meniadakan “Muslims Bom”.
Dengan kata lain, harapan kami warga Muslim Amerika kepada Biden akan ada perubahan dan perbaikan secara domestik dengan menghapus Muslim Ban. Tapi juga harus ada perubahan kebijakan Amerika di Dunia Islam. Salah satunya hentikan “membom Umat Islam” (Muslims Bom).
Tapi akhirnya akankah itu terwujud?
Yakinlah semua itu banyak ditentukan oleh Umat Islam sendiri. Baik yang di Amerika maupun yang ada di negara-negara Islam. Amerika tidak akan intervensi ke negara mana saja jika tidak ada yang memainkan kepentingan sempit di negara itu sendiri.
Dan biasanya, pengkhianat terbesar sebuah bangsa adalah pemimpinnya sendiri. Mereka yang kadang punya kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan dengan mencari perlindungan di balik kekuatan Amerika.
Dan Amerika yang juga punya kepentingan globalnya menangkap peluang itu. Maka terjadilah kolaborasi jahat melawan kepentingan bangsa dan rakyat.
Semoga Biden memang membawa angin segar. Amin!
New York, 16 November 2020
Shamsi Ali, Imam di kota New York/Presiden Nusantara Foundation