Scroll untuk baca artikel
Terkini

Hari Batik Nasional: Batik Printing itu Bukan Batik

Redaksi
×

Hari Batik Nasional: Batik Printing itu Bukan Batik

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Setiap tanggal 2 Oktober tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Peringatan hari batik bermula dari warisan leluhur tersebut masuk daftar Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2009.

Di beberapa daerah Batik mulai berkembang semenjak diakui UNESCO. Banyak berdiri sanggar batik. Bahkan juga kampung yang ada kegiatan membatik dilabeli dengan nama Kampung Batik.

Namun seiring waktu geliat tersebut hanya sementara. Sebagaimana yang disampaikan Sekretaris Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Jawa Tengah Agus Munif, Kamis (1/10/2020)

“Batik sebagai warisan budaya seharusnya mengakar ke masyarakat. Terlebih elit pemerintahan. Bukan sekadar memiliki kepedulian yang hanya sebatas program dan kegiatan. Namun juga menjaga stabilitas harga dan pasar,” tuturnya

Batik memiliki tantangan luar biasa pada saat ini. Selain budaya pop dan pelaku pasar yang bermain untuk menggerus warisan budaya nusantara. Membatik itu merupakan seni yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Bahkan era teknologi sekarang ini, batik hanya disifati pada motifnya.

“Jika ada pakaian atau kain bermotif geometris dan figuratif dibilang itu batik. Hal tersebut adalah pandangan yang kurang tepat,” ucap Munif.

Pemuda yang akrab dipanggil Gus Munif melanjutkan, batik itu teknik yang di dalamnya memuat spiritualitas pembuatnya.

“Kalau sekadar motif, saat ini tinggal pakai alat printing.”

Agus Munif sosok pemuda yang turut menguri-nguri batik di Kabupaten Demak. Ia memiliki kelebihan pada tekni batik sungging. Ia biasa membuat batik sungging 3 sampai 5 warna.

Semasa SMA ia pernah mengikuti pameran batik. Dari 18 peserta pameran, hanya Agus Munif yang memamerkan batik sungging.

“Mari bukan sekadar peringatan hari batik dengan memakai pakaian batik. Saatnya batik menjadi laku hidup,” pungkas pemilik sanggar Batik Warisan Nusantara (BWN).

Penulis: Lukni