Scroll untuk baca artikel
Opini

Hari Raya Idul Fitri 1442 H: Makna dan Keutamaannya

Redaksi
×

Hari Raya Idul Fitri 1442 H: Makna dan Keutamaannya

Sebarkan artikel ini

Setelah menjalankan ibadah puasa ramadan selama 30 hari pada tahun ini. Bulan 1 Syawal di tetapkan pada hari Kamis, 13 Mei 2021, umat Islam akan merayakan hari raya idul fitri 1442 H.

Selintas tentang hari raya Idul Fitri maka yang ada dalam benak ini adalah kebahagiaan untuk menyambut suasana lebaran. Namun kebahagiaan itu tidak sempurna, karena meninggalkan bulan ramadan yang penuh dengan keberkahan.

Idul Fitri juga mengisyaratkan adanya kebiasaan budaya yang telah mengakar yakni mudik. Akan tetapi seperti tahun kemarin, pemerintah melarang untuk melakukan mudik karena masih ada pandemi Covid-19.

Perayaan idul fitri juga ditandai dengan suasana yang baru. Baik pakaian, sarung, maupun tersedianya beragam jajanan. Begitu juga dengan ditandai dengan naiknya harga kebutuhan pangan. Seperti harga daging sapi dan daging ayam yang mengalami kenaikan.

Meski pandemi Covid-19, suasana di Mall maupun pasar tradisional juga ramai dengan masyarakat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan selama peringatah hari raya idul fitri. Lantas apakah makna idul fitri tahun ini?

Makna idul fitri

Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, dengan beragam aturan protokol kesehatan. Masyarakat tetap antusias melaksanakan salat i’d dan menyambutnya dengan riang kembira.

Idul fitri dapat diartikan kembali ke fitrah atau awal kejadian. Fitri yang berarti suci, itu adalah tujuan dari puasa ramadan supaya terhapus segala dosa-dosa yang diperbuat. Sehingga 1 Syawal menjadi awal kecusian dan kembali menjalani kehidupan selanjutnya. Apakah kita akan melakukan perbuatan baik atau berbuat keburukan.

Kesucian ini bukanlah hubungan antara mansuia, alam, dan Tuhan. Namun kesucian adalah hubungan tiga dimensi yang saling terkait. Bisa saja Allah Swt memberikan kesucian kepada setiap manusia. Tapi apakah ia suci di hadapan manusia lainnya, begitupun juga dengan lingkungan alam ini.

Maka idul fitri 1442 H atau yang memiliki makna kembali ke fitrah ini tidak akan sempurna tatkala terhapusnya dosa, tidak diiringi dengan terhapusnya dosa dengan sesama manusia dan alam ini. Salah satu budaya masyarakat yang unik ada di Indonesia yakni budaya saling memaafkan.

Tetapi budaya memafkan tahun ini tidak bisa saling bertatap muka. Hanya bisa mengucapkan lewat media sosial maupun pesan Whatshapp. Sedangkan budaya silaturahmi tatap muka hanya diperbolehkan lokal daerah saja. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, budaya saling memafkan inilah bentuk kecintaan kita antar sesama manusia. Semoga kita menjadi manusia yang meminta maaf dan memberikan maaf.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berpesan dalam Al-Gunyah, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru. Akan tetapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt.

Sebuah momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan lain yang harus kita cermati, betapa disaat kita berbahagia, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis dan menahan lapar. Selamat merayakan hari raya idul fitri 1442 H. []