Scroll untuk baca artikel
Sastra

Homo Fabulans – Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe

×

Homo Fabulans – Puisi Muhammad Asqalani eNeSTe

Sebarkan artikel ini
Homo Fabulans
Ilustrasi

kapan kita sampai? tanyaku. kapan kau tak sanggup lagi berjalan.
sunyata aku berkali-kali menangis tak ingin melangkah lagi,
tapi rumah ibuku seperti mimpi panjang siang dan malam.

setelah kehabisan jalan hitam, kami menempuh tanah liat; becek dan apek.

lalu air setinggi betis tak mampu kutepis, celanaku basah serupa pipis,
sedang rumah ibu masih di awang-awang.

masih jauh? tanyaku. jauh sebelum sampai, dekat seperti keringat.

aku teringat ibu yang jahat, adik-adikku penuh muslihat,
rasanya rumahku adalah liang lahat?

astaga. Pak Sani telah tiada. 501 hari saat puisi ini bercerita.
sedang rumah ibuku berpindah-pindah.
seperti keong dalam dongeng versi terburuk.

Kubang Raya, Mei MMXXV

Muhammad Asqalani eNeSTe. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Merupakan alumnus Pendidikan Bahasa Inggris – Universitas Islam Riau (UIR). Mengajar English Acquisition di TK Islam Annur Bastari. Menulis puisi sejak 2006. Puisi-puisinya terangkum di berbagai media dan memenangkan sejumlah lomba. Ia merupakan Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya Rumah. Pendiri Community Pena Terbang (COMPETER).

Ia mengikuti Residensi Seniman Riau 2023 & 2024. Salah satu Emerging di Balige Writers Festival (BWF) 2023. Adalah Laskar Rempah RI melalui Muhibbah Budaya Jalur Rempah 2024. Buku puisinya Ikan-ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang, memenangkan lomba buku internasional melalui Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2024. Ia pernah liburan gratis ke Singapura karena satu puisi dan membacakan puisinya di Nasional University of Singapore 2019.

Kini ia menjadi pembicara atau motivator yang diundang ke berbagai sekolah dan helat sastra, baik di Riau maupun nasional. IG: @muhammadasqalanie