Scroll untuk baca artikel
Berita

Upgrading Instruktur PD-PKPNU, KH. Ubaidullah Shodaqoh: Kader Harus Peka Terhadap Penderitaan Masyarakat

×

Upgrading Instruktur PD-PKPNU, KH. Ubaidullah Shodaqoh: Kader Harus Peka Terhadap Penderitaan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
kh ubaidullah shodaqoh instruktur pd-pkpnu
Rais Syuriah PWNU Jateng digelaran Silaturahmi dan PD-PKPNU di PP. Al-Itqon, Bugen Kota Semarang/Foto: Imran Amirullah

Upgrading Instruktur PD-PKPNU bukan sekadar pelatihan, tapi medan penguatan visi perjuangan NU di tengah bangsa.

BARISAN.CO – Kita sebagai pengader tidak dapat lepas dari segala persoalan dan penderitaan yang dialami masyarakat. Oleh karena itu kita harus mengetahui masalah dan penderitaan yang dialami masyarakat.

Hal ini disampaikan KH. Ubaidullah Shodaqoh saat penutupan dalam acara Silaturahmi dan Upgrading Instruktur PD-PKPNU dari lima provinsi di Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugen, Kota Semarang, Minggu (18/5/2025) malam.

“Sebab kita adalah pewaris ulama, maka dari itu pentingnya analisis sosial,” tegasnya.

Menurut Kiai Ubaid, kader NU memiliki tanggung jawab moral untuk memahami realitas yang dihadapi umat. Oleh karena itu, dalam setiap langkah kaderisasi, kemampuan menganalisis sosial menjadi keterampilan yang tidak bisa ditawar.

Ia menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep imamah melalui mekanisme Ahlu al-Halli wa al-Aqdi yakni mereka yang ahli dalam mengambil dan memutuskan kebijakan penting umat.

“Jadi harus mahir dalam menganalisa dan menyelesaikan problematika masalah yang dihadapi umat,” lanjut Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah ini.

Ia bahkan memberikan gambaran ekstrem, apabila negara berada dalam situasi chaos atau kekacauan, maka NU akan menjadi embrio harapan. Jamaah NU, lanjutnya, adalah bentuk nyata pengabdian, bukan hanya di ranah sosial kemasyarakatan, tetapi juga dalam menjaga stabilitas kebangsaan.

“Khidmat inilah bentuk perjuangan dan pengabdian jamaah NU tidak hanya di level masyarakat tapi juga pengabdian kepada negara,” tandasnya.

Kiai Ubaid juga mengisahkan pengalaman pribadi dalam perjuangan dakwah dan kaderisasi.

Ia menyebut “hotel merah putih” sebagai istilah untuk menggambarkan bagaimana para instruktur NU bermalam di SPBU, berbantalkan tas, dan meninggalkan kenyamanan rumah demi menunaikan tugas ke-NU-an.

Sebelumnya, kegiatan upgrading tersebut juga diisi pengarahan dari Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.

Gus Yahya menyampaikan bahwa perjuangan NU dalam membangun peradaban global bersumber dari siyasah haqiqiyyah politik hakiki yang berpihak kepada umat, bukan politik praktis.

“Markas perjuangan terhadap kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini adalah markas perjuangan peradaban Nahdlatul Ulama,” tegasnya.

Menurutnya, fondasi utama dari peradaban adalah konstruksi politik. Dari sana kemudian bisa dibangun aspek kebudayaan, sosial, hingga ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan.

Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris PBNU, KH. Saifullah Yusuf yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial.

Menariknya, setiap sesi materi diselingi hiburan dari grup musik Kaukab, yang dikenal lewat lagu Syiir Aqoid Seket dan digagas oleh komunitas Santri Bajingan dalam agenda Suluk Senen Pahingan. []