Tiga abad setelahnya, karya tersebut ditukar dalam bentuk ikhtisar oleh astronomi muslim yaitu Nasiruddin at-Tusi. Haitham juga telah menemukan kewujudan tarikan gravitasi terlebih dahulu sebelum Issac Newton mengetahuinya.
Sebagai penghargaan atas kontribusinya terhadap astronomi, namanya diabadikan menjadi nama salah satu kawah di Bulan. Iraq mengabadikan wajah Ibnu Haitham pada salahsatu mata uangnya.
Hingga di akhir hayatnya, Ibnu Haitham sebagai ahli matematik. Beliau meninggal pada tahun 1039 M di Kahera Mesir dalam usia 74 tahun.
Sepatutnya, dunia Barat berterimakasih kepada Ibnu Haithan, karena tanpanya kemungkinan, di Eropa masih diselubungi dengan kegelapan.
Kajian Ibnu Haitham telah menjadi acuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta tulisannya tentang falsafah telah menjadi bukti keaslian pemikirannya dalam ilmu tersebut, yang sudah tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran falsafah Yunani.