Scroll untuk baca artikel
Terkini

Ikatan Cinta Antara Chozin dan Sukma

Redaksi
×

Ikatan Cinta Antara Chozin dan Sukma

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Angin tidak selalu bertiup ke arah yang diinginkan. Laut yang tenang kadang juga berombak keras, sehingga kapal harus terhempas dan perahu bisa terbalik. Kalau bukan pelaut yang tangguh, perahu terbalik tak bisa sampai ke tempatnya berlabuh. Kehidupan perkawinan kadang harus menghadapi benturan keras.

Perselisihan dalam kehidupan berumah tangga itu ibarat bumbu. Kalau tak ada maka tak sedap. Begitu cerita sepasang suami istri Aldebaran dan Andin dalam sinetron “Ikatan Cinta”. Mereka adalah tokoh utama yang bertengkar hingga keduanya sedang dalam proses perceraian.

Mereka tak satu rumah lagi. Tapi siapa sangka justru itu yang menyadarkan mereka saling mencintai. Kemudian mengingat momen-momen indah yang dialami bersama. Mungkin memang harus begitu, sepasang kekasih harus berjarak dulu untuk merasakan rindu.

Dalam tahap mediasi, Aldebaran pun bersikeras mempertahankan rumah tangganya. “Pernikahan kita diibaratkan berlian. Semakin ditempa, semakian kuat, semakin kokoh dan semakin bersinar,” ujar Aldebaran. Seketika membuat para penonton se-nusantara ini ‘meleleh’.

Kisah Aldebaran dan Andin tak hanya di dunia fantasi saja. Ini adalah gambaran kehidupan nyata. Bahwa kehidupan setelah pernikahan tak melulu soal romansa, ada badai yang bisa datang kapan saja. Namun layaknya berlian semakin ditempa semakin bersinar.

Seperti kisah Muhammad Chozin, Ketua Gerakan TurunTangan bersama pasangannya, Jantu Sukmaningtyas. Beberapa kali bertengkar, tapi tetap bertahan hingga saat ini.

“Biasanya saya dan suami menjaga jarak, tidak ada komunikasi secara intens terlebih dahulu. Seperlunya saja. Tetapi, itu tidak berlangsung lama. Hanya sehari atau dua saja,” ujar Sukma, panggilan akrab perempuan asal Sungai Liat, Kabupaten Bangka tersebut.

Sukma kerap mengungkapkan isi hatinya kepada suami. Supaya perasaan lega juga. Setelah itu mereka baikan lagi. Kembali seperti biasa. “Karena dalam rumah tangga pastinya saling membutuhkan satu sama lain. Jadi harus menerima apa adanya kondisi masing-masing,” paparnya.

Ego menjadi ancaman serius dalam menjalin hubungan. Keretakan hubungan rumah tangga tak jarang terjadi akibat ego masing-masih yang tidak bisa diredam. Sehingga beruntung bagi mereka yang dapat mengatasi masalah ego di dalam rumah tangga yang dijalani.

Sukma dan Chozin pun menyadari jika mereka tidak dapat memaksakan kehendaknya masing-masing. Sehingga mereka menjalani hubungan suami istri sebagai partner yang mengerti mengerti hak dan kewajiban masing-masing dalam rumah tangga.

Kini mereka dikaruniai tiga orang putri. Dulu Sukma memutuskan menikah dengan Chozin karena beberapa alasan. Selain memiliki agama yang baik, Chozin adalah sosok pria yang cukup egaliter dan sadar akan gender.

Ia pun menerima Chozin sebagai pendamping dan memutuskan menikah pada Agustus 2009.

Tidak banyak memang kepala rumah tangga yang dapat menjadi pemimpin di masyarakat, namun juga egaliter di dalam hubungan berumah tangga. Terutama di Indonesia yang masih kuat sistem patriarkinya. Sedangkan Chozin ialah seseorang yang memahami akan hak-hak perempuan sehingga ia tidak menempatkan Sukma ke dalam posisi subordinat hanya dikarenakan pemikiran telah memberikan nafkah.

“Beliau malahan mendorong saya untuk bekerja offline di luar kantor. Sejak empat tahun belakangan ini, saya pribadi memang mencari cara untuk bisa bekerja online dari rumah dengan potensi yang ada,” kata Sukma kepada tim Barisan.co.

Diketahui bahwa Sukma saat ini selain menjadi ibu rumah tangga, ia juga disibukkan dengan usaha rumahan. Dengan memanfaatkan hobi dan potensi memasak, ia pun memiliki usaha Dapur Tekwan yang usaha tersebut saat ini masih ia jalankan dari rumah dan dijual melalui Marketplace