Scroll untuk baca artikel
Blog

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Redaksi
×

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Sebarkan artikel ini

Oleh: Jupiter, Anggota DPRD DKI Jakarta

IMLEK 2020 di Jakarta adalah Imlek terbaik yang pernah saya saksikan. Untuk pertama kalinya, saya melihat perayaan Imlek atau lebih tepatnya perayaan Cap Go Meh di ruang publik utama Jakarta. Meriah dan memerah. Imlek memang identik dengan warna merah.

Saya ingat waktu itu bulan Februari 2020. Di Bundaran HI, saat car free day ada atraksi barongsai berwarna merah dan putih dengan lincah menari. Ratusan orang mengelilinginya dan menyaksikan pertunjukan menarik tersebut.

Bergeser sedikit ke Terowongan Kendal, waktu itu kita menyaksikan penampilan Miladomus Ensemble, kelompok musik tradisional Tionghoa bermain. Dentingan guzheng, nanhu, dan seruling khas Tiongkok bersatu padu menghasilkan alunan musik khas oriental yang indah.

Ada satu lagi yang membuat saya kagum dengan perayaan Imlek 2020, yaitu adanya pagelaran wayang potehi di Taman Budaya Dukuh Atas. Perayaan wayang potehi ini terasa spesial, karena pertunjukan ini sudah jarang dimainkan.

Dalam sebuah pertunjukan wayang potehi di Bogor beberapa tahun sebelumnya, saya sempat ngobrol dengan dalangnya yang ternyata datang dari daerah Jawa Timur. Sang dalang mengatakan bahwa saat ini dalang wayang potehi semakin sedikit jumlahnya.

Pertunjukan wayang potehi di tengah Kota Jakarta tersebut jadi Pelepas dahaga saya terhadap kesenian wayang ini, karena sudah lama sekali tidak menontonnya. Wayang potehi adalah kenangan masa kecil yang akhirnya saya tonton lagi justru di Jakarta.

Tiga pertunjukan tersebut adalah sebagian rangkaian dari Imlekan di Jakarta yang digagas Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta waktu itu. Selain ketiga pertunjukan di atas juga pertunjukan lainnya seperti nan feng, ondel-ondel, wushu, kecapi, pemutaran film, dan festival kuliner Tionghoa.

Perayaan-perayaan tersebut, merupakan bukti bahwa Anies Baswedan adalah sosok pemimpin yang menjamin kesetaraan dan menerapkan konsep keadilan. Perayaan Cap Go Meh, boleh diadakan di ruang publik. Kesempatan yang sama tentu juga diberikan kepada umat beragama lain seperti Takbiran oleh umat Muslim dan Christmas Carol oleh umat Nasrani.

Hebatnya, ini adalah perayakan Cap Go Meh pertama di ruang publik utama Jakarta. Sama seperti perayaan Christmas Carol yang juga pertama diadakan di ruang publik di masa kepemimpinan Anies Baswedan.

Sayangnya, tak lama setelah perayaan Imlek di ruang publik Jakarta digelar, pandemi datang menghantam. Di tahun-tahun berikutnya, tak ada perayaan meriah, karena kebijakan PPKM. Semoga, kemeriahan perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang digagas Anies Baswedan diteruskan tahun ini dan seterusnya saat status pandemi sudah dicabut. [rif]