Berdasarkan riset oleh Jakpat, fakta bahwa 72,8% dari 4.026 responden mengaku pernah mengalami perundungan adalah angka yang sangat tinggi dan mengkhawatirkan.
BARISAN.CO – Viral insiden perundungan di lingkungan sekolah terjadi lagi, hal itu semakin menjadi sorotan di media sosial dan arus utama.
Beberapa kejadian yang baru-baru ini terekam memperlihatkan, perundungan tidak hanya merugikan korban secara fisik dan emosional tetapi juga mencerminkan kelemahan dalam budaya dan pendidikan di sekolah.
Hal itu, berpotensi memberi dampak kepada korban perundungan berupa hilang kepercayaan. Hingga sulit memercayai orang-orang di sekitarnya.
Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya yang lebih membahayakan, adalah memiliki pikiran untuk balas dendam.
Hal ini perlu kewaspadaan tinggi karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.
Berdasarkan riset oleh Jakpat, fakta bahwa 72,8% dari 4.026 responden mengaku pernah mengalami perundungan adalah angka yang sangat tinggi dan mengkhawatirkan.
Ini menunjukkan bahwa perundungan adalah masalah yang tersebar luas di masyarakat Indonesia.
Jenis Perundungan dan Jumlah Korban yang Mengaku Pernah Mengalami
1. Bullying Verbal
Hampir 88% dari korban perundungan mengalami perundungan secara verbal. Ini mencakup ejekan, penghinaan, dan komentar kasar yang dapat merusak harga diri korban.
2. Bullying Fisik
Sekitar 27,5% korban perundungan mengalami kekerasan fisik. Ini mencakup tindakan-tindakan seperti pemukulan atau penganiayaan fisik lainnya yang dapat menyebabkan cedera serius.
3. Cyber Bullying
Sebanyak 19,6% korban melaporkan pengalaman perundungan daring. Cyber bullying melibatkan pelecehan melalui media sosial, pesan teks, atau platform online lainnya.
Perlu sadari bersama bahwa perundungan bukanlah masalah sepele. Dampaknya bisa sangat merusak, baik secara fisik maupun mental, dan dapat berdampak jangka panjang pada korban.
Selain itu, perundungan juga menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak sehat bagi semua individu yang terlibat.
Penting bagi untuk bersatu melawan perundungan. Ini melibatkan upaya dari pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan untuk memberikan pendidikan tentang perundungan, mendukung korban, dan memberikan konsekuensi yang tegas kepada pelaku perundungan.
Hanya dengan upaya bersama, mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah. [Yat]