Investasi seni, Harga lukisan memang termasuk absurd, dalam perbedaan nilai jual-belinya. Ada lukisan berharga satu juta rupiah, satu milyar, bahkan ada yang mencapai 1 triliun rupiah.
DI BEBERAPA negara maju, lukisan telah menjadi investasi. Investor tidak lagi mengejar tanah atau rumah sebagai investasi, tapi justru barang seni bernama lukisan sebagai simpanan berharga ganda seiring waktu.
Harga lukisan memang termasuk absurd, dalam perbedaan nilai jual-belinya. Ada lukisan berharga satu juta rupiah, satu milyar, bahkan ada yang mencapai 1 triliun rupiah.
Lukisan Basquiat di satu balai lelang Amerika, laku dalam kisaran 1 triliun. Pemenang lelangnya adalah seorang pengusaha muda Jepang. Kemudian lukisan Yesus karya Leonardo da Vinci dibeli Pangeran Arab senilai 3 triliunan.
Lukisan maestro Indonesia yang telah memasuki balai lelang internasional, antaralain Raden Saleh dan Hendra Gunawan, dengan nilai rupiah milyaran.
Di Indonesia sendiri ada beberapa kolektor terpercaya. Seorang kolektor di Jakarta, misalnya, menyimpan ribuan lukisan karya para maestro Indonesia.
Bagi masyarakat kita, yang masih disibukkan dengan konflik kebencian, tentu memandang itu sebagai sesuatu yang muskil. Seperti yang diakui seorang kurator dari Tegal, “bagi masyarakat kita, daripada untuk membeli lukisan lebih baik guna mencukupi kebutuhan pokok.”
Keberadaan barang seni ialah kebutuhan paling purna, setelah kebutuhan pokok sudah berlebih, juga simpanan di bank sudah melampaui target kagunan.
Apakah kebutuhan pokok itu. Tak lain: sandang, papan, pangan. Kalau ketiga kebutuhan itu sudah tercukupi, bereslah hidup ini. Buat apa membeli pajangan berharga mahal.
Ya, untuk apa membeli sekadar keindahan, kalau yang kita hadapi hari ini masih soal antrian sembako murah.
Barangkali mereka juga tidak pernah mendengar, ada lukisan berharga tiga triliun.***