Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Iqbal, Filsuf dari Timur

Redaksi
×

Iqbal, Filsuf dari Timur

Sebarkan artikel ini

Kedua, bahwa manusia ditunjuk menjadi wakil Tuhan di atas bumi, “… Aku akan menempatkan seorang wakil di atas bumi ini….” (Al-Baqarah: 30).

Ketiga, bahwa manusia adalah pribadi yang merdeka, yang diterima dengan menginsafi risiko yang ditanggung. “Sesungguhnya Kami telah menawarkan kepada langit, kepada bumi, dan kepada gunung-gunung supaya mereka menerima ‘kepercayaan’it, tetapi mereka semua menolak beban itu dan takut menerimanya. Lalu manusialah yang kemudian bersedia menanggungnya, tetapi ternyata manusia bersifat aniaya lagi bodoh.” (Al-Ahzab: 72).

Begitulah, penyair dan filsuf Timur yang wafat 21 April 1938, lantas melukiskan hubungannya dengan Tuhan, dalam Pesan dari Timur:

Kau mencipta malam, aku mencipta lampu yang meneranginya

Kaubuat lempung, kubikin darinya cawan minuman

Kaubikin hutan liar, gunung dan padang rumputan

Kucipta kebun, taman, jalan-jalan dan padang gembala

Kurubah racun berbisa jadi minuman segar

Akulah yang mencipta cermin cerlang dari pasir Walhasil, ternyata Tuhan pun bertindak sebagai kawan sekerja kita, “Tidaklah Tuhan akan mengubah nasib sesuatu kaum, kalau bukan kaum itu yang mengubah nasibnya sendiri.”