Pejabat dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengadakan konferensi pers untuk merilis temuan laporan, berjudul “Masih Tersangka: Dampak Islamofobia Struktural.”
CAIR menerima 6.720 pengaduan secara nasional tahun lalu yang melibatkan berbagai masalah termasuk imigrasi, diskriminasi perjalanan, penegakan hukum dan penjangkauan pemerintah, insiden kebencian dan bias, hak asuh, insiden sekolah, dan insiden kebebasan berbicara.
“Ini merupakan jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan ke CAIR dalam 27 tahun. Tonggak sejarah ini mengkhawatirkan,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad pada konferensi pers.
Nihad mencatat, Islamofobia bersifat struktural dan mendalam di masyarakat AS.
“Islamofobia telah menjadi arus utama di Amerika. Itu masuk ke lembaga pemerintah dan ruang publik melalui undang-undang, kebijakan, retorika politik, dan manifestasi lainnya,” tambahnya.
Laporan tersebut menemukan, terjadi peningkatan 55% dalam penegakan hukum dan pengaduan pemerintah yang berlebihan pada tahun 2021. Sementara, ada peningkatan 28% dalam insiden kebencian dan bias yang mencakup pelepasan paksa jilbab, pelecehan, vandalisme, dan serangan fisik.
Nihad meyakini, pemerintah AS dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengekang Islamofobia.
“Kami mendesak Kongres hari ini untuk mengadopsi undang-undang yang membuat pendanaan federal untuk lembaga penegak hukum lokal bergantung pada lembaga-lembaga yang mendokumentasikan dan melaporkan kejahatan rasial ke pusat data nasional FBI. Ini akan menawarkan insentif bagi penegak hukum lokal untuk menganggap serius ancaman Islamofobia,” jelasnya. [dmr]