Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Modern

Redaksi
×

Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Modern

Sebarkan artikel ini

Ia pun mampu mempermudah dan membuat proses distilasi lebih sistematik meski secara pesat Jabir menjadi pionir dalam bidang kimia, ia tak berhenti untuk mengembangkan ilmunya. Ia kemudian mengembangkan sebuah teori yang disebut teori keseimbangan.

Para ahli kimia modern menyatakan bahwa teori tersebut menjadi terobosan baru dalam prinsip dan praktik kimia. Dalam teorinya tersebut Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi. Merupakan studi makna mistis dari sesuatu dan pengaruhnya pada hidup manusia, yang ia terapkan dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi.

Teori ini memiliki arti esoterik, karena kemudian menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia. Melalui teori ini kemudian terurailah proses pembuatan asam anorganik.

Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Berbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal Hikmah atau rongga dada kearifan.

Berdasarkan penelitian terhadap peralatan yang ditemukan di laboratorium milik Jabir yang telah runtuh, ia rupanya telah mengelompokkan perumusan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya.

Pertama adalah air yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida. Kedua adalah logam seperti emas, perak, timah, tembaga, besi, dan ketiga adalah senyawa yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.

Buku-buku karangannya, telah pula diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan berbagai bahasa Eropa. Terjemahan atas karyanya begitu terkenal di Eropa dan dalam beberapa abad menjadi referensi dalam mengembangkan ilmu kimia. Dan sejumlah istilah teknis yang dikenalkan oleh Jabir, seperti alkali, hingga sekarang telah diadopsi ke dalam bahasa Eropa dan menjadi perbendaharaan kata ilmiah di dunia.

Rujukan Dunia

Di antara buku yang terkenal dan menjadi rujukan di Eropa adalah Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab’een , yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al-Kimya kemudian diterbitkan ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy sedangkan Kitab Al-Sab’een diterjemahkan oleh Gerard Cremona.

Pada 1678, seorang Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of Perfection . Buku ini menjelaskan mengenai sebuah reaksi kimia, air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap.