Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Jakarta Berkolaborasi: Cara Anies Baswedan Membangun Jakarta

:: Opini Barisan.co
21 Desember 2020
dalam Opini
Jakarta Berkolaborasi: Cara Anies Baswedan Membangun Jakarta

Ilustrasi: unsplash.com/@swafie

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Tatak Ujiyati*

BARISAN.CO – Pemimpin masyarakat bukanlah Mandor yang memaksa orang mengikuti. Pemimpin bangsa sejati menginspirasi orang-orang untuk bergerak lakukan perubahan. Di Jakarta, Anies Baswedan menginspirasi kita, menggerakkan warga agar terlibat dalam membangun dan merawat kota dengan paradigma Jakarta Berkolaborasi.

Jakarta Berkolaborasi adalah paradigma baru pemerintahan Anies Baswedan dalam membangun Kota Jakarta dengan pendekatan city 4.0 yang melibatkan warga sebagai salah satu aktor penting, yang setara. Warga disebut co-creator, pemerintah sebagai kolaborator.

Dalam konsep ini, warga tak dianggap melulu sebagai konsumen yang sifatnya pasif. Warga juga tak dianggap hanya sebagai pemegang hak yang diundang partisipasi hanya jika diperlukan. Tapi di Jakarta masa kini, warga diajak berperan sebagai aktor penting, sebagai kolaborator atau mitra pemerintah. Warga bisa punya inisiatif dalam membangun dan merawat kota.

JDCN (Jakarta Development Collaboration Network) adalah wujud paradigma Jakarta Berkolaborasi itu. Keren melihat upaya Pemprov DKI Jakarta menarasikan JDCN. Dikatakan JDCN adalah Jejaring mitra pembangunan lokal dan internasional Jakarta untuk merumuskan dan mewujudkan solusi pembangunan kota melalui model kolaborasi yang berkelanjutan. Ketahuan ya, semangat pemerintahan Jakarta di bawah Mas Anies: KOLABORASI/ gandeng tangan/ gotong royong/ kerjasama.

BACAJUGA

transformasi digital

Percepat Transformasi Digital, Anies Gandeng PricewaterhouseCoopers Dukung SPBE

8 Agustus 2022
pergerakan ekonomi lomba burung kicau

Ikut Sertakan Burung Andalannya, Anies: Ada Pergerakan Ekonomi di Kompetisi Lomba Kicau Burung

7 Agustus 2022

JDCN ada websitenya, teman-teman bisa cari tahu lebih jauh tentang bagaimana Jakarta berkolaborasi. Gagasan dari berbagai kolaborator — pemerintah, non pemerintah, dunia usaha, LSM, media, warga dll — dikoordinasi oleh JDCN lalu dalam implementasinya dikoordinasikan bersama SKPD terkait.

Mengapa Anies Baswedan merasa perlu mendorong kolaborasi/ gotong royong? Sebab beliau menyadari, bahwa pemerintah bukanlah super body, bukan mandor, apalagi raja. Yang tahu segalanya, yang menjadikan warga semata sebagai obyek. TIDAK. Warga adalah manusia berdaya yang punya aspirasi, niat baik, pengetahuan, pengalaman dan sumber daya yang siap bekerja sama dalam membangun dan merawat kota. Itu alasannya mengapa Jakarta memiliki paradigma baru, sebagai kota berkolaborasi. Itu juga alasannya mengapa Pemprov DKI Jakarta membentuk JDCN.

Community talks yang diadakan minggu lalu (17 – 18 Desember 2020) itu adalah salah satu kegiatan JDCN. Acara itu menarik sekali. JDCN Forum rencanannya diadakan tiap tahun. Insiatif yang bagus agar warga Jakarta, rakyat Indonesia, bahkan dunia internasional, jadi tahu cara Jakarta membangun dan merawat kota. Dengan kolaborasi, melalui gotong royong.

Ada 1.454.354 orang dari 38 negara yang ikut acara diskusi di Community Talk Forum JDCN kemarin. Banyak ide dan pengalaman bisa kita kita pelajari di sana. Saya ikut, mendengarkan hingga tuntas.

Para pembicara berbagi pengalaman berkolaborasi membangun kota. LSM Urban Poor Consortium dan RUJAK berbagi pengalaman berkolaborasi dalam membangun Kampung Aquarium. Sebuah kampung kota yang digusur jaman Gubernur Ahok, yang kini dibangun kembali. Anies tak hanya membuat pembangunan Kampung Aquarium niscaya, tapi ada perubahan penting dalam paradigma pembangunan kota secara umum. Jika dulu pemerintah menjadikan warga semata sebagai obyek dengan menggusur warga dan memaksa mereka menempati rumah-rumah susun pemerintah yang disewakan. Kini warga terlibat membangun huniannya sendiri, mulai dari pembangunan kampung sampai dengan manajemen pengelolaan kampung. Warga dilihat sebagai subyek yang berdaya.

Dalam community talk ada juga sesi tentang kerja kolaborasi dalam penanganan Covid-19. Keberhasilan Jakarta mencapai jumlah testing 8 kali standar WHO tak lepas dari kerja kolaborasi dengan 76 jaringan lab di DKI. Sikap terbuka Pemprov DKIJakarta dan koordinasi prima membuat Jakarta miliki data yang paling up todate dan paling accessible secara nasional.

Ada juga sesi tentang Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB). Luar biasa program ini.  Saya cek di website ada 488 kolaborator yang ulurkan tangan membantu Jakarta per hari ini. Di ataranya ada pemerintah Seoul, ada perusahaan seperti Toyota, ada Rumah Zakat, OJOL, Budha Tzu Chi, ada juga dari perorangan. Macam-macam yg dibantu ada alat tes PCR, handsanitizer, APD, paket sembako, makanan siap saji untuk para tenaga kesehatan. Semua kolaborator dan data sumbangannya tercatat rapi di website JDCN.

Begitupun dalam pengambilan kebijakan, kolaborasi adalah kunci. Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan akademisi dan NGO seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan Lapor Covid. Sedari awal Pemprov DKI membuka data dan informasi yang memungkinkan para ahli membuat analisa kebijakan dan rekomendasi. Pemprov DKI pun responsive dalam menerima masukan. Hasilnya kita tahu, kebijakan yang diambil Pemprov DKI Jakarta selalu didasarkan pada ilmu pengetahuan, bukan berdasar kepentingan pribadi/ golongan.

Selain itu, ada juga cerita tentang kolaborasi membangun sistem transportasi terintegrasi. Sejumlah anak muda tergerak membuat penanda/ signage standar di halte-halte Trans Jakarta yang menaikkan level Jakarta menjadi kota yang ramah terhadap pemakai transportasi umum sebagaimana halnya kota-kota dunia . Ada juga cerita bagaimana antar instansi mampu secara efektif berkolaborasi yang memungkinkan halte terbakar oleh vandalisme saat demo beberapa waktu lalu bisa terbangun kembali hanya dalam 3 hari. Satu kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut saya, kunci kesuksesan Jakarta Berkolaborasi ada tiga. Satu TRANSPARANSI. Jakarta di bawah Anies Baswedan menempatkan transparansi data dan informasi menjadi nomor 1. Agar publik tahu situasi sebenarnya terjadi. Misalnya tentang wabah Corona, sejak awal Pemprov DKI Jakarta pilih bersikap terbuka sedari awal dg membuat platform corona.jakarta.go.id. Satu sikap yang pada awalnya dimusuhi karena transparansi data malah dianggap meresahkan. Pilihan Pemprov DKI Jakarta tepat. Sebab dengan akses data yang mudah dan valid, para peneliti, akademisi, LSM dapat menganalisa dan justru ikut membantu memberikan rekomendasi.

Dua, TRUST. Pemprov DKI Jakarta memilih trust, percaya kepada publik. Bahwa jika publik tahu persoalan sebenarnya mereka akan tergerak ikut membangun dan merawat kota. Kepercayaan ini terbukti benar. Ratusan orang telah tergerak berkolaborai membantu menanggulangi Coroma di Jakarta.

Tiga, EQUALITY. Pemprov DKI Jakarta menempatkan publik secara equal dengan dirinya, dalam posisi setara. Yang memiliki niat baik, pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya – untuk membangun kota mereka. Ada perubahan paradigma di sini, pemerintah Jakarta tak lagi memonopoli kebenaran dan narasi. Dengan memilih berkolaborasi dan memperlakukan warga sebagai mitra.

Begitulah wajah Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan. Jakarta yang menempatkan warga sebagai subyek, sebagai mitra, sebagai kolaborator dalam membangun dan merawat kota.

Jakarta tak butuh pemimpin bermental mandor. Yang memonopoli narasi kebenaran lalu memaksa orang-orang mengikuti kemauannya, acapkali dengan kekerasan. Jakarta butuh pemimpin yang menginspirasi. Memahamkan persoalan di depan mata, lalu mendorong kita bergerak selesaikan masalah bersama. JDCN seperti itu semangatnya.

Kepemimpinan Anies memang beda. Inspiratif.

Tatak Ujiyati

PS: catatan dari JDCN Forum

Topik: Anies BaswedanCovid-19Jakarta Development Collaboration NetworkJDCNKolaborasi
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus
Opini

Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus

15 Juli 2022
Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim
Opini

Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim

12 Juli 2022
Catatan Kelucuan di Negeri +62
Opini

Catatan Kelucuan di Negeri +62

12 Juli 2022
Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah
Opini

Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah

9 Juli 2022
Bocah Citayam versus Anak Jakarta Selatan
Opini

Bocah Citayam versus Anak Jakarta Selatan

7 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Kabar Baik dan Harapan Bangkit dari (Pariwisata) Jakarta

Kabar Baik dan Harapan Bangkit dari (Pariwisata) Jakarta

Defisit APBN yang Tampak Buruk

Defisit APBN yang Tampak Buruk

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

hadits tentang senyum

Hadits Tentang Senyum: Sedekah Penuh Pahala

10 Agustus 2022
perkembangan anak

5 Bidang Perkembangan Anak Usia Dini, Perlu Diperhatikan

9 Agustus 2022
pembunuhan berencana

Pembunuhan Berencana

9 Agustus 2022
Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

9 Agustus 2022
Melawan Osteoporosis

Pemprov DKI Canangkan Gerakan DKI Jakarta  Melawan Osteoporosis

9 Agustus 2022
trauma kasus polisi tembak

Trauma Kasus Polisi Tembak

9 Agustus 2022
Hari Masyarakat Adat Internasional

Hari Masyarakat Adat Internasional 2022, Tema: Peran Perempuan Adat

9 Agustus 2022

SOROTAN

Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

:: A. Ramdani
9 Agustus 2022

Kaum Khawarij Modern

Selengkapnya
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
Marak Praktik Penipuan Mystery Box, Celios Sarankan E-Commerce Lebih Proaktif

Marak Praktik Penipuan Mystery Box, Celios Sarankan E-Commerce Lebih Proaktif

18 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang