Scroll untuk baca artikel
Blog

Jakarta Kota Ramah Penyandang Disabilitas?

Redaksi
×

Jakarta Kota Ramah Penyandang Disabilitas?

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkeinginan menjadikan Jakarta kota yang ramah penyandang disabilitas. Beragam program mulai dikerjakan, seperti memberikan fasilitas sosial dan revitalisasi trotoar yang ramah disabilitas.

Menurut UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang  Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif.

Selain merevitalisai trotoar ramah disabilitas, DKI Jakarta memiliki Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ).  Tujuan dari KPDJ yakni untuk mencegah kerentanan sosial bagi para penyandang disabilitas di DKI Jakarta, serta memenuhi kebutuhan dasar.

Komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta senantiasa dijalankan sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta yang berharap Jakarta menjadi kota ramah disabilitas. Saat peringatan Hari Disabilitas Internasional (3 Desember 2021) Pemprov DKI berkomitmen untuk memberikan fasilitas yang setara bagi seluruh warga.

Jakarta Kota Koloborasi

Selain program di atas yang senantiasa digulirkan, komitmen Pemprov DKI Jakarta yakni menjadikan Jakarta Kota Kolaborasi. Setiap program dapat terlaksana jika ada saling mendukung yakni melalui kolaborasi. Kolaborasi sangat penting untuk menjadikan Jakarta kota ramah disabilitas.

Pemprov DKI Jakarta kolaborasi bersama PT MRT Jakarta meluncurkan fasilitas layanan digital yang ramah bagi penyandang disabilitas. Fasilitas layanan digital tersebut yakni DINA (Digital Intelligent Assistant) di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia.

Menurut Anies, fasilitas DINA ini menjadi penanda bahwa warga penyandang disabilitas bisa ke mana saja di Jakarta. Jika ingin memperoleh dukungan pelayanan, mereka akan bisa mendapatkannya melalui DINA ini.

Pemprov DKI Jakarta selalu melibatkan komunitas penyandang disabilitas dalam perencanaan fasilitas agar fasilitas yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena, penyandang disabilitas ini bukan hanya jenisnya yang bervariasi tapi juga di tiap jenis ada spektrum yang berbeda-beda. Kita ingin semua spektrum terfasilitasi.

“Ini selalu menjadi prioritas kami, bila empat unsur masyarakat yang terdiri dari penyandang disabilitas, lansia, anak-anak dan perempuan ini terfasilitasi, maka insya Allah elemen rakyat yang lain juga pasti terfasilitasi,” terang Anies.

Perlu diketahui bahwa inisiatif DINA ini adalah yang pertama di Indonesia, dan di dunia baru ada tiga negara yang mengaplikasikan, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Hongkong.