BARISAN.CO – Beras merupakan salah satu bahan pangan kebutuhan pokok mayoritas penduduk Indonesia. Kebutuhan akan karbohidrat yang tinggi membuat masyarakat mengkonsumsinya karena beras menyumbang manfaat hampir 80% kebutuhan energi. Berbeda dengan negara maju, kebutuhan energi didapat dengan mengkonsumsi protein. Perlu diketahui beras ternyata memiliki beragam jenis atau varian seperti beras putih yang umum dikonsumsi. Ada juga varian beras coklat dan beras merah, namun sesungguhnya beras ini bukan spesies yang berbeda.
Perbedaan beras tersebut tidak hanya dari warna, namun pada proses pengolahannya yakni saat penggilingan. Beras putih, penggilingan dilakukan sampai kulit gabah pada beras benar-benar hilang sehingga didapatkan beras yang berwarna putih bersih. Kebrsihan inilah yang membuat beras putih memiliki sedikit sekali kandungan zat gizi.
Lain lagi beras merah, umumnya lebih tradisional yaitu dengan ditumbuk sehingga yang hilang setelah selesai proses penumbukan adalah kulit arinya. Sedangkan untuk beras coklat sendiri prosesnya penggilingan ataupenumbukan tidak sampai bersih, sehingga masih tersisa warna kecoklatan.
Beras merah adalah biji-bijian utuh yang lebih kaya nutrisi dan serat dibanding dengan beras putih. Beras merah termasuk sumber karbohidrat yang
Penggilingan pada Beras Merah
Beras merah adalah beras yang masuk jajaran biji-bijian yang kaya akan nutrisi dan serat terutama kabohidrat yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan proses penggilingan pada beras memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :
- Membuat penampilan beras lebih menarik dengan warna putih serta lebih mengkilap
- Mempersempit terjadinya kemungkinan beras yang dapat patah sehingga tidak layak jual
- Memisahkan gabah dari beras
- Memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam beras serta benda asing lain seperti pasir atau daun dan lain sebagainya, agar dapat mudah terpisah dan dibuang.
Hal yang perlu diketahui sesungguhnya proses penggilingan berdampak terhadap kandungan zat gizi pada beras. Maka ketika beras digiling akan kehilangan banyak zat gizi, sehingga semakin digiling berwarna putih semakin banyak kehilangan zat gizi.
Dapat dikatakan bahwa semakin berwarna putih beras hasil penggilingan, maka semakin sedikit pula nilai zat gizi yang terkandung di dalamnya. Prinsip yang beredar di masyarakat ternyata berbanding terbalik, konsumen justru lebih memilih beras yang memiliki warna putih mengkilap dibandingkan dengan beras yang memiliki warna agak keruh.
Kandungan zat gizi beras merah
Pada dasarnya kandungan gizi suatu beras tergantung dari proses pengolahan, penggilingan dan penumbukan pada beras tersebut. Kandungan terbesar dalam beras adalah pati yang merupakan sumber karbohidrat dan juga sumber energi dalam metabolisme tubuh.
Beras merah memiliki kandungan asam amino berupa lisin. Beras merah juga memiliki kadar vitamin B yang cukup tinggi. Selain pati dan vitamin, beras merah juga mengandung berbagai macam mineral.
Kandungan mineral pada beras juga dipengaruhi oleh komposisi mineral tanah tempat padi tumbuh. Sedangkan kandungan mineral pada beras merah antara lain; selenium, zat besi, fosfor dan senyawa lain yang memiliki manfaat bagi tubuh. Zat gizi akro yang terdapat dalam beras merah, selain pati juga terdapat lemak serta protein.
Seiring dengan penggilingan dan proses pengolahan beras, ada sisi negatif dan sisi positifnya. Sisi negatifnya yaitu hampir sebagian besar zat gizi terutama vitamin dan mineral dapat hilang selama proses penggilingan beras. Proses pengawetan dapat membuat zat kimia pengawet dapat terakumulasi dalam tubuh jika dikonsumsi terus menerus.
Sisi positinya yaitu beras yang diawetkan dapat terhindar dari bau yang tidak sedap, juga terhindar dari organisme yang dapat merugikan beras. Beras merah, beras coklat dan beras putih memang memiliki perbedaan penting yaitu dari sisi kandungan nutrisi.
Namun belum ada penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan potensi dari beras merah. Pada saat ini, beras yang diketahui dapat dikonsumsi bagi penderita diabetes adalah beras coklat.