Inilah tugas orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Sehingga tumbuh kembangnya menjadi lebih baik pula, terlebih lagi soal sikap dan perilaku serta menjadi anak yang salih.
Sungguh ini merupakan bentuk kewajiban yang penuh dengan tantangan, sebab imbalan dari ini semua adalah surga Allah Swt kepada hambanya yang beriman dan memberikan pendidikan yang baik bagi anaknya.
Allah Swt berfirman:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan amal perbuatan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Merekalah orang-orang yang di akhirat (kelak) tidak akan memperoleh (balasan) kecuali neraka dan lenyaplah apa (amal kebaikan) yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Hud : 15-16).
Sungguh sebagai orang tua berharap dan tentunya memiliki tujuan agar anak memiliki sikap yang baik dan mental yang bagus. Terlebih lagi mampu membedakan yang baik dan buruk, mengetahui yang benar dan salah.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali berkata:
الصبي…إذا كان يستحى, ويترك بعض الأفعال, حتى يرى بعض الأفعال قبيحاً, فهذه بشارة تدل على اعتدال الأخلاق, وصفاء القلب, ومبشر بكمال العقل عند البلوغ
Artinya: “Anak kecil, jika ia merasa malu dan meninggalkan sejumlah perbuatan karena ia memandang adanya sejumlah perbuatan yang buruk, maka ini merupakan kegembiraan yang menunjukkan akhlaq yang lurus, hati yang suci dan berita gembira atas kesempurnaan akalnya menjelang baligh.”
Sungguh wahai para orang tua bahwa sesungguhnya bentuk penghambaan kepada Allah Swt memberikan pendidikan yang baik kepada anak. Ini merupakan bentuk ibadah orang tua, dan rida Allah Swt sebagai tujuan.
