Saat ini memang banyak kebijakan yang diberikan agar ekonomi tetap stabil sampai ekonomi membaik.
“Mungkin hingga 2023 karena pertumbuhan ekonomi pada 2022 diperkirakan lebih buruk ketimbang 2021,” tandasnya.
Terkait kredit Avilian imenyatakan bahwa ke depan penyaluran kredit ke masyarakat tidak akan didominasi oleh lembaga perbankan.
“Dengan banyak tumbuhnya fintech dan multifinance yang lain, maka alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit mudah dan cepat akan semakin banyak dari lembaga keuangan nonbank,” lanjutnya
Sementara itu, Eko B. Supriyanto, ME – Pimpinan Redaksi Infobank juga menyoroti tentang penetrasi perbankan. Menurutnya, perbankan dimungkinkan untuk kembali memperbaiki tingkat penetrasi hingga 62% seperti tahun 1980-1998, namun harus terlebih dulu membereskan sektor riil.
Eko mengatakan kredit perbankan juga sedang mengalami masalah besar dengan kondisi daya beli masyarakat, ditambah menurunnya minat investasi dan kebutuhan kredit perbankan di masa pandemi.
“Kondisi yang demikian ini, maka sulit mengharap peran perbankan mencapai tingkat penetrasi sebagaimana masa-masa sebelum krisis. Apalagi sampai mengharapkan perbankan dan kredit menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.
Hal itu ditambah faktor para bankir sekarang yang berbeda dengan geliat para bankir tahun 80-an – 90-an yang berani melakukan create the business.
“Perbankan sekarang cenderung hanya menunggu saja bantuan pemerintah agar tidak collapse dan merasa lebih aman bermain dengan pembelian SBN dari obligasi yang ditawarkan pemerintah,” pungkasnya. [Luk]