Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Kedudukan Kucing dalam Islam, Rahmat dan Ampunan Dosa

Redaksi
×

Kedudukan Kucing dalam Islam, Rahmat dan Ampunan Dosa

Sebarkan artikel ini

Kedudukan kucing dalam Islam begitu dimuliakan, bahkan Lantaran kasih sayang kepada kucing Allah memberikan rahmat dan ampunan.

BARISAN.CO – Kucing selain hewan peliharaan, ternyata juga perhiasan rumah tangga sebab saat ini banyak orang yang gemar memelihara kucing. Beragam jenis kucing seperti kucing persia, russian, blue cat, siberia, excotix dan ragdoll menjadi buruan pecinta kucing dan penjual makanan kucing juga turut mendapat rezeki.

Manusia dan kucing seperti dua sahabat yang tidak dapat dipisahkan, kelembutan bulu-bulunya dan betapa menggemaskan perilakunya. Bahkan ajaran agama Islan juga begitu memulyakan kucing, sebab Islam mengajarkan kepada hambanya untuk mencintai makhluk hidup.

Ajaran Nabi Muhammad Saw tentang kasih sayang dan mengasihi semua ciptaan Allah, ia contohkan kepada umatnya. Rasulullah senantiasa bersikap baik terhadap kucing, bahkan ada salah satu sahabat nabi yang meriwayatkan hadis paling banyak mendapatkan gelar bapaknya kucing yakni Abu Hurairah.

Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ

“Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita. ” (HR. At Tirmidzi)

Maka selayaknya bagi bagi yang memelihara kucing hendaknya senantiasa memperlakukan kucing dengan baik. Sebab memelihara kucing memiliki beragam keutamaan, adapun keutamaan memelihara kucing ialah bukti seorang hamba memiliki bentuk cinta kepada hewan.

Sungguh sangat menyenangkan memelihara kucing, sebab kedudukan kucing sangat diperhatikan di dalam agama Islam. Kucing hendaknya diberi makan dan minum yang cukup serta  diberikan kebebesan bergerak.

Kedudukan kucing dalam Islam

Bahkan ada dikisah seorang wanita diazab gara-gara seekor kucing, lantaran wanita tersebut mengurung kucing hingga mati. Rasulullah Saw bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ، سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا، إِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا، وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ.  رواه مسلم.

Sungguh Rasulullah saw. telah bersabda, “Ada seorang wanita yang diazab karena seekor kucing. Ia mengurung kucingnya sampai mati, lalu ia masuk neraka karenanya. Ia tidak memberikan makan dan minum kucingnya. Bahkan ia mengurungnya. Ia tidak meninggalkan makanan untuknya, sehingga ia memakan apa yang keluar dari bumi.” (HR. Muslim).

Perilaku buruk terhadap kucing hendaklah dihindari, sesungguh barangsiapa mengetahui kedudukan kucing ia adalah hewan yang memiliki keberkaha.

Ada kisah bagaimana kedudukan kucing dalam Islam sebagaimana diterangkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani. Berikut kisahnya:

Suatu ketika Imam Asy-Syibli bermimpi, mendapati dirinya mengalami kematian. Lalu, setelah kematiannya itu dia ditanya tentang keadaannya:

Beliau menjawab;

 “Allah swt. bertanya kepadaku,

“Wahai hambaku, apakah kamu tahu apa sebab Aku mengampuni dosa-dosamu?”

“Sebab amal salehku.”

Allah Swt berfirman, “Bukan.”

“Sebab keikhlasan ibadahku.”

Allah Swt berfirman, “Bukan.”

“Sebab haji, puasa dan salatku.”

Allah Swt kembali berfirman, “Bukan.”

“Lantas, sebab apa wahai Tuhanku?,” tanya Imam Asy-Syibli

Allah Swt berfirman:

Ingatkah saat engkau berjalan di sebuah lorong, di Baghdad? Bukankah engkau menjumpai seekor anak kucing yang lemas akibat cuaca yang ekstrim hingga dia meringkuk kedinginan di sudut bangunan? Dengan rasa sayang, kemudian engkau mengambilnya, meletakkannya dalam sebuah keranjang yang engkau bawa, melindunginya dari udara yang dingin?”

Aku menjawab, “Ya. Hamba ingat.”

Allah Swt berfirman, “Lantaran kasih sayangmu terhadap anak kucing itulah, Aku memberimu rahmat dengan mengampuni dosa-dosamu.”