“Ketemu minyak goreng seperti ketemu berlian,” celoteh seorang customer yang juga mengantre minyak goreng.
BARISAN.CO – Berminggu-minggu sudah minyak goreng langka di pasaran termasuk di minimarket. Hampir setiap hari, ibu-ibu datang ke minimarket terdekat menanyakan stok minyak goreng di sana. Ketika tersedianya stok minyak goreng murah pun para ibu-ibu khususnya, begitu riang gembira.
Hal itu juga terlihat di salah satu minimarket di kota Bogor pada Rabu malam (9/3/2022). Awalnya, seorang bapak tampak memboyong minyak goreng di tas belanjaannya.
Melihat itu, ibu-ibu segera menanyakan stoknya kepada pihak kasir karena tak tersedia di rak yang disediakan untuk minyak goreng. Kasir minimarket itu menjawab kosong. Namun, beberapa detik kemudian, kasir mengatakan, masih ada.
Mendengar itu, seketika ibu-ibu langsung mengantre mengambil minyak goreng. Hari itu hanya tersedia dua merek dan setiap customer hanya dibolehkan membeli satu pouch ukuran 2 liter.
“Ketemu minyak goreng seperti ketemu berlian,” celoteh seorang customer yang juga mengantre minyak goreng.
Hari ini, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, polemik kelangkaan minyak goreng di lapangan belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Pihak Kemendag telah berkoordinasi dengan tim Mabes polri untuk melakukan penyelidikan terkait dengan kelangkaan ini.
Penyaluran 129 Ton Minyak Goreng
Saat ini, minyak goreng murah amat langka. Ada pun di pasaran harganya bisa mencapai Rp40.000 per 2 liter. Tentu saja, harga itu dianggap mahal terlebih biasanya harga untuk minyak goreng kemasan bermerk sekitar Rp20.000-an.
Minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan pokok yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk memasak. Lonjakan harga ini tentu saja mengejutkan karena Indonesia termasuk produsen minyak sawit di dunia.
Mengutip VOI, Food Holding ID Food kembali menyalurkan 129 ton minyak goreng ke 110 pasar rakyat di seluruh indonesia. Itu dilakukan sebagai langkah mengatasi kelangkaan minyak goreng sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Direktur Utama ID Food, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, penyaluran itu dilakukan melalui skema B2B (Business to Business) kepada produsen dan pelaku usaha lokal. Menurut Arief, 100 pasar rakyat yang akan dialokasikan mencakup wilayah DKI Jakarta, Provinsi Aceh, hingga Papua.
Ada pun pendistribusiannya akan dilakukan secara bertahap. Program ini juga menurut Arief akan melibatkan Asosiasi Pedagang Pasar Jaya, Pasar Tradisional, Pasa Jaya, Koperasi, BUMDes, dan pemerintah daerah. [rif]