Lalu pijat ke Solo lagi?
Tidak, kebetulan saya diberi tahu anak menantu saya, agar saya konsumsi ramuan keji beling. Terus saya suruh anak saya itu untuk membelikannya di apotek, dua kapsul. Saya pilih yang praktis saja daripada harus meramu sendiri dari tanaman aslinya. Meski hasilnya juga sama. Waktu itu satu kapsul harganya 6 ribu. Setelah saya konsumsi, dan ketika buang air terasa keras sekali ada benda yang keluar sampai menabrak tembok tempat buang air. Agak kaget, karena yang pertama waktu di Solo tidak seperti ini. Benda yang keluar itu seperi gumpalan kapur sebesar ruasan jari kelingking orang dewasa, putih warnanya.
Bagaimana konsumsi obat itu?
Pada peringatan kemasan tertera tiga waktu, pagi, siang, dan sore. Baru saya minum dua kali, pagi dan siang. Lalu setelah waktu ashar, saya buang air, keluarlah gumpalan keras itu. Alhamdulillah lega rasanya.
Hingga sekarang tidak pernah merasakan lagi?
Alhamdulillah sembuh sampai sekarang, tetapi ya itu memang harus dijaga makan minumnya. Saya kalau di tempat pertemuan pasti menyampaikan kepada tuan rumah untuk minta air putih saja yang adem. Soalnya ini pantangannya penyakit. Untuk minum teh atau kopi ya paling sekedarnya saja, makanya sekarang saya banyak minum air putihnya, malam hari ditempat tidur pasti istri sediakan untuk saya air putih. Satu hari setidaknya dua liter air putih.
Ilmiah Meski ramuan herbal, Keji Beling memang terbukti secara klinis. Menurut pakar herbal di Jakarta Kol. Laut dr. Gardjito Sipan, SpU, “Dalam pengobatan kencing batu dan saluran kemih, perlu beberapa sifat atau efek farmakologi. Seperti diuretik (meningkatkan pembuangan urin), peluruh batu, anti inflamasi (anti radang), antibiotik dan analgestik. Hal itu bisa didapat salah satunya pada tumbuhan Keji Beling.”