Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Kenapa? Hanya Allah Yang Penting

Redaksi
×

Kenapa? Hanya Allah Yang Penting

Sebarkan artikel ini

“Makanya, Nabi Muhammad Saw pertama dakwah tidak disuruh bersedekah, tapi salat malam, ‘qumil laila illa qalilan, nisfahu awinqus minhu qalilan, auzid ‘alaihi …’.” tandas Gus Baha.

Kenapa? Bersedekah dan ibadah-ibadah sosial lainnya itu riskan meleset. Semula memang ikhlas, tapi lambat laun bisa berubah gawat. Berbeda dengan salat, tak akan mengarah pada keburukan. Sekira salat kita salah, paling banter hanya dihukumi tidak sah, tapi tetap diterima Allah. Karena semua bentuk sujud itu Allah suka, dalam hadis qudsi, Ia berfirman: “Neraka-Ku haram makan kening yang pernah dipakai sujud.”

Kemudian, Rasul Saw juga diperintah untuk bersabar setelah qiyamul lail: Washbir ‘ala ma yaquluna wahjurhum hajran jamilan (al-Muzzammil: 10). Karena menyabari orang itu akan gampang setelah kita memasrahkan diri pada Allah. Bahwa akhirnya seluruh dan setiap apa saja ini sungguh tak penting. Hanya Allah yang penting.

“Saya mengajar karena Allah. Tidak mengajar juga karena Allah. Semua itu karena Allah. Saya tak kepikiran, akan dihormati atau tidak oleh orang lain. Misal pengajian ini pun bubar, saya tak akan menyesal. Saya tak akan susah. Biasa saja.” ungkap Gus Baha.

Demikian.