Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Kenapa Perempuan Bersikap Kasar kepada Perempuan Lain?

Redaksi
×

Kenapa Perempuan Bersikap Kasar kepada Perempuan Lain?

Sebarkan artikel ini

“Jadi, daripada saya membandingkan diri saya dengan rekan kerja laki-laki dalam hal, seperti kenaikan gaji atau promosi, saya lebih cenderung membandingkan diri saya dengan perempuan lain,” jelas Allison.

Sementara itu, perempuan dipandang harus bersikap manis dan baik hati, di saat mereka lebih asertif, perempuan lain sulit menerimanya, kata Erika Holiday, psikolog dan salah satu penulis, “Mean Girls, Meaner Women Backstab, Betray and Trash Talk Each Other and How to Heal.”

Penjelasan lainnya, adalah perempuan sering kali merasa lebih aman untuk melampiaskan agresinya kepada perempuan lain daripada ke laki-laki, tambah Erika.

Lalu, bagaimana jika kita menjadi target kekasaran tersebut? Allison dan Erika menyarankan agar angkat bicara. Pelaku mungkin tidak menyadari bagaimana perilakunya tersebut. Kita bisa memulai dengan mengatakan, “Saya perhatikan saya tidak disertakan dalam obrolan ini, apaka ada alasannya? Apakah ada sesuatu yang bisa saya lakukan? Saya khawatir dengan hubungan kita.”

Jika merasa takut menghadapi rekan kerja yang kasar atau takut akan pembalasan, sebaiknya melaporkan ke supervisor.

Selanjutnya, bersikap jujur dan terus terang. Perempuan lebih sering membicarakan bergosip di belakang. Katakan sejujurnya bahwa kita tidak menyukai hal yang mereka lakukan.

Jangan diambil hati. Erika berpendapat, perempuan adalah ahli dalam merenung. Latihlah pikiran untuk menenangkan emosi.

Erika menilai, yang bermasalah adalah mereka, bukan kita. Dia menegaskan, saat orang merasa nyaman dengan diri sendiri, mereka tidak tertarik untuk merendahkan orang lain.

Demikian juga dengan diri kita agar tidak menjadi rekan kerja yang kasar, Allison menyampaikan, semua orang harus berhenti memandang satu sama lain sebagai sumber persaingan.

Jika kita adalah sumber kekasaran di kantor, gali lebih dalam dan tanyakan pada diri sendiri apa yang terjadi di dalam diri kita yang membuat kita merasa perlu menyerang perempuan lain, saran Erika.

“Ini benar-benar menjadi lebih perhatian dan menyadari seperti apa kita,” ungkapnya.