Scroll untuk baca artikel
Berita

Suluk Senen Pahingan: Menggali Potensi Perempuan dari Kreatif Menjadi Produktif

Redaksi
×

Suluk Senen Pahingan: Menggali Potensi Perempuan dari Kreatif Menjadi Produktif

Sebarkan artikel ini
suluk senen pahingan perempuan kreatif
Suluk Senen Pahingan edisi 33 (Lely Siang Pamungkas, Fitria Ulfa dan Mentari Isnaini)

Suluk Senen Pahingan edisi ke-33 memberikan inspirasi tentang pemberdayaan perempuan melalui kreativitas yang berujung pada produktivitas, baik di ranah domestik maupun sosial.

BARISAN.CO – Suluk Senen Pahingan edisi ke-33 yang digelar Minggu (15/12/2024) malam mengusung tema “Pemberdayaan Kemandirian Wanita: Dari Kreatif Menjadi Produktif”.

Acara yang berlangsung di tengah semangat peringatan Hari Ibu ini menjadi ajang diskusi inspiratif bagi perempuan untuk menemukan perannya dalam membangun keluarga dan bangsa.

Acara dimulai dengan suasana yang khidmat melalui pembacaan Asrokol, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta pembacaan syiiran Aqoid Seket.

Selain itu, para peserta juga dihibur oleh penampilan musik dari Imran Amirullah, Yanur Kurniawan, Mas Budi, dan Astro. Momen ini menambah semarak diskusi yang diisi oleh narasumber-narasumber inspiratif.

Moderator acara, Lely Siang Pamungkas, membuka diskusi dengan pesan mendalam tentang transformasi peran perempuan.

“Perempuan tidak lagi menjadi ‘garwo wingking’, melainkan harus mampu berdiri di garda terdepan untuk membangun keluarga dan masyarakat,” tegasnya.

Menurut Lely, perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari pendidikan anak hingga pemberdayaan komunitas.

Kreativitas dan Produktivitas sebagai Kunci

Sesi pertama diskusi menghadirkan Mentari Isnaini, seorang guru seni dan budaya yang juga aktif di dunia seni tari.

Ia membagikan pandangannya tentang prinsip ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) sebagai cara untuk menjadi kreatif. Namun, ia menambahkan bahwa ada elemen penting yang sering terabaikan, yaitu eksekusi.

“Sering kali banyak ide yang hanya berhenti di pikiran karena kurangnya eksekusi. Kreativitas tanpa tindakan nyata tidak akan menghasilkan apa-apa,” jelas Mentari.

Sebagai seorang perempuan yang berkarier di dunia seni, Mentari juga berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi perempuan setelah menikah.

“Ketika perempuan sudah menikah, sering kali muncul dilema antara keluarga dan karier. Namun, karier tidak selalu berarti bekerja di luar rumah. Perempuan tetap bisa produktif dan kreatif dari rumah tangga,” paparnya.

Ia menekankan bahwa karier bukan hanya soal finansial, tetapi juga bagaimana perempuan memberikan kontribusi bermakna bagi masyarakat.

“Tidak ada batasan dalam berkreasi di rumah tangga. Perempuan bisa mengapresiasikan dirinya melalui banyak cara yang tetap produktif,” tambahnya.

Sesi berikutnya diisi oleh Fitria Ulfa, seorang pengusaha sukses sekaligus pemilik Bee Bee Snack dan Catering. Ia menekankan pentingnya kemandirian dan kreativitas dalam kehidupan perempuan.

“Perempuan harus sehat dan produktif. Produktif artinya berpikir optimal untuk menjaga kesehatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari setiap aktivitas yang dilakukan,” ungkap Fitria.

Fitria menambahkan bahwa menjadi ibu yang produktif tidak hanya soal pekerjaan domestik, tetapi juga mengambil peran lebih besar dalam membangun keluarga.

“Perempuan memiliki tanggung jawab yang luar biasa. Dengan kemandirian dan kreativitas, mereka dapat menciptakan peluang yang membawa manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Sebagai kreator konten di Facebook, Fitria juga berbagi tips tentang memanfaatkan teknologi untuk mendukung kreativitas perempuan.

Menurutnya, perempuan tidak hanya berperan sebagai pengasuh di rumah, tetapi juga sebagai penggerak perubahan melalui inovasi dan inisiatif yang bermanfaat.

“Produktivitas perempuan bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi bagaimana mereka mampu menjadi sosok yang tangguh, mandiri, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya,” tambahnya.

Perspektif Unik tentang Perempuan

Tidak hanya narasumber perempuan yang memberikan wawasan berharga, diskusi juga diwarnai dengan pandangan menarik dari jamaah Suluk Senen Pahingan.