Scroll untuk baca artikel
Terkini

Keppres Tuai Kontroversi, Begini Isi Lengkap Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949

Redaksi
×

Keppres Tuai Kontroversi, Begini Isi Lengkap Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949

Sebarkan artikel ini

Dalam naskah akademik itu, nama Soeharto tertulis sebanyak 48 kali mulai dari judul buku referensi naskah akademik hingga isi naskah akademik itu. Secara total naskah akademik itu ada 138 halaman.

BARISAN.CO – Keputusan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara, menuai kritik dari sejumlah pihak. Kritikan terutama pada konsideran keppres yang tidak menyebut nama Soeharto. Saat serangan umum, Soeharto berpangkat letnan kolonel dan menjadi Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Selain hilangnya nama Letkol Soeharto, keppres yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta pada 24 Februari 2022, itu juga memuat Sukarno-Hatta sebagai penggerak Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949. Padahal, status keduanya saat itu menjadi tahanan Belanda dan diasingkan di Bangka.

Tak hanya itu, sejarawan sekaligus budayawan, Fadli Zon mengungkap, pemerintah juga menghilangkan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Syafruddin Prawiranegara. PDRI berdiri lantaran Sukarno-Hatta sudah menyerah dan ditawan Belanda sejak Agresi Militer 2 pada 19 Desember 1948.

Fadli juga siap berdebat dengan perwakilan pemerintah. Menurut dia, pemerintah sengaja membelokkan sejarah untuk mengaburkan fakta sebenarnya.

“Kebetulan doktor saya bidang sejarah dari Universitas Indonesia. Saya juga meneliti PDRI. Negara hampir pecah gara-gara konflik PDRI vs Tracee Bangka,” kata Fadli melalui akun Twitter, @fadlizon dikutip Senin (7/3/2022).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan nama Soeharto tidak dihapus dari sejarah.

Mahfud menyebut nama Soeharto ada di naskah akademik Keppres tersebut. Mahfud Md menjelaskan soal bagian pertimbangan yang tidak menyebut nama Soeharto.

“Di dalam konsiderans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak. Peran Soeharto, Nasution, dan lain-lain ditulis lengkap di Naskah Akademik. Sama dengan naskah Proklamasi 1945, hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya,” ujar Mahfud.

Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret

Dalam naskah akademik yang dilansir dari laman polpum.kemendagri.go.id, nama Soeharto tertulis sebanyak 48 kali mulai dari judul buku referensi naskah akademik hingga isi naskah akademik itu. Secara total naskah akademik itu ada 138 halaman.

Dalam naskah akademik itu, merujuk pada buku ‘Takhta untuk Rakyat’, penulis menyebutkan Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pencetus serangan umum 1 Maret. Kala itu situasi di Yogyakarta berada dalam tekanan kekuasaan Belanda.

Kala itu Sultan Hamengku Buwono IX dituliskan menghubungi Panglima Besar untuk meminta dan memanggil Letkol Soeharto yang menjabat komandan gerilya. Saat itu Soeharto menyanggupi tugas tersebut.

“Serangan Umum dilakukan pada 1 Maret 1949 pagi hari saat jam malam usai. Yogya pun dikuasai oleh para gerilyawan selama 6 jam. Peristiwa singkat tersebut berhasil menunjukkan bahwa Belanda tidak dapat menjaga keamanan di wilayah yang mereka kuasai,” demikian isi naskah akdemik itu.

Berikut ini isi lengkap naskah akademik tersebut: