Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Ketika AR Fachruddin Mengkritik & Dikritik Muhammadiyah

:: Ananta Damarjati
6 Januari 2021
dalam Tokoh & Peristiwa
Ketika AR Fachruddin Mengkritik & Dikritik Muhammadiyah

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Di sebuah waktu di masa Orde Baru, KH. Abdul Rozak Fachruddin (atau biasa dipanggil Pak AR) mendengar suara Presiden Soeharto di sebuah radio. Pak Harto sedang menyampaikan keharusan bagi semua kekuatan sosial untuk menerima asas tunggal Pancasila.

Tentu soal demikian lekas menjadi kekhawatiran Pak AR. Sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia harus memutuskan, apakah menerima Pancasila sebagai asas yang lebih tinggi ketimbang tauhid, atau teguh mempertahankan sikap dengan taruhan keselamatan orang banyak.

Pada saat itu, begitupun sekarang, semua orang paham bahwa setting politik Orde Baru telah membuat Soeharto menjadi raja tega. Segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan praktik kekuasaannya, termasuk soal asas-berasas, punya konsekuensi yang lebih mirip ancaman bagi orang lain.

Pak AR kemudian berdialog dengan banyak pihak. Silang pendapat heboh terjadi di tubuh Muhammadiyah. Tapi pada saat itu, pengurus sepakat untuk tidak menampakkan kegelisahan, dan memilih untuk tetap tenang meski dalam bayang-bayang ancaman.

BACAJUGA

Muhammadiyah Putuskan 1 Ramadhan Jatuh pada 23 Maret 2023, Yuk Siap-siap!

Muhammadiyah Putuskan 1 Ramadhan Jatuh pada 23 Maret 2023, Yuk Siap-siap!

31 Januari 2023
Muhammadiyah Rahmatullah

Muhammadiyah : Rahmatullah wa Baarakatuh bagi Bangsa Indonesia

20 November 2022

Singkat cerita, dari dinamika yang terjadi, Muhammadiyah menerima kehadiran Pancasila. Dengan catatan hanya asas dalam berpolitik, bernegara, dan bermasyarakat. Bila Muhammadiyah dipaksa menjadikan Pancasila asas tunggal, pada saat itu Pak AR tegas menjawab: TIDAK BISA.

Memimpin Muhammadiyah dengan Tenang

Pak AR adalah Ketua Umum yang nyaris gelondongan membawa Muhammadiyah mengarungi Orde Baru. Masa kepemimpinannya (1968-1990) yang diwarnai corak mubalig kampung, sering disebut sebagai faktor kenapa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern selalu lolos dari kecurigaan negara: Muhammadiyah dianggap bukan ancaman kekuasaan.

Selain itu, mobilitas vertikal dari Pak AR juga menjadi hal penting. Di satu sisi, ia mampu berdialog bahkan menjaga hubungan baik dengan Presiden Soeharto lewat perbincangan-perbincangan yang bersahabat. Di waktu lain, Pak AR diterima berdakwah di kampung-kampung, dengan sederhana, tanpa banyak mengorbankan ciri modern Muhammadiyah.

“Ada 2 ciri yang menonjol dari Pak AR,” kata Buya Syafi’I Maarif dalam sebuah catatan. “Pertama, kejujuran dan kesederhanaannya. Kedua, kemampuannya menyampaikan ajaran Islam yang substansial dengan cara yang mudah dipahami semua kalangan, termasuk oleh kalangan non-muslim.”

Bagi Pak AR, lanjut Buya Syafi’i, memberikan kemudahan pada umat dalam mengamalkan ajaran Islam adalah keharusan. Bagi umat semua persoalan harus dipermudah, bukan sebaliknya.

Namun di balik pembawaannya yang sejuk, humoris, dan santun, kepemimpinan Pak AR tidak lepas dari kritik. Masa baktinya yang merentang lebih dari dua dasawarsa dinilai membawa kemandekan bagi Muhammadiyah. “Kaderisasi berjalan stagnan,” kritik Buya Syafi’i.

Menjelang Muktamar Muhammadiyah yang ke-42 pada 1990, kritik juga dilontarkan Lukman Harun, Ketua Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah. Ia menegaskan perlu profesionalisme manajemen dalam organisasi sebesar Muhammadiyah.

Di kesempatan yang sama Amien Rais juga mengkritik tentang kaderisasi. Menurutnya Muhammadiyah akan tumbuh segar, dinamis, dan kreatif andai kader Muhammadiyah merotasi kepemimpinannya.

“Kalau bisa Muhammadiyah bukan saja patah tumbuh hilang berganti. Namun sebelum patah sudah berganti dan tumbuh. Sebelum hilang sudah ada gantinya.” Kata Amien Rais, diwawancarai oleh mantan wartawan Tempo Faried Cahyono pada tahun 2010 mengomentari kepemimpinan Pak AR.

Mengkritik Muhammadiyah

Sebetulnya, Pak AR juga menaruh perhatian tentang kaderisasi. Ia mencemaskan betapa sebagai organisasi besar, Muhammadiyah sering gagal menampung dan menyediakan pendidikan bagi kader-kadernya. Dulu di masa kepemimpinannya, hal ini acap terjadi. Tak sedikit kader gagal mengenyam sekolah karena faktor biaya.

Dalam reportase yang ditulis Faried Cahyono, Pak AR juga menaruh keprihatinan kepada anak yang sudah bertahun-tahun sekolah di Muhammadiyah, tetapi tidak bisa membaca al-Quran. “Mengapa terjadi demikian, apa yang salah dari sekolah itu?” Kata Pak AR.

Demikianlah alasannya mengapa Pak AR cukup ketat dan teliti melakukan kontrol atas hasil lulusan. Ia akan turun tangan langsung untuk menilai hal-hal elementer lulusan Madrasah Muallimin Muhammadiyah seperti bagaimana salatnya, kefasihannya membaca al-Quran, dan cara dakwahnya.

Pak AR juga meminta para lulusan untuk berkunjung ke tokoh-tokoh Muhammadiyah agar mendapat inspirasi dan keteladanan dari mereka. Tradisi ini berjalan dengan baik. Pernah terhenti beberapa periode setelah kepemimpinannya, namun dimulai lagi pada tahun 2009.

Kritik juga Pak AR lontarkan melihat cara Muhammadiyah mengelola rumah sakit, yang dinilainya tidak cepat, kurang ramah dan santun, serta tidak memuaskan umat. Kecenderungan membeda-bedakan si kaya dan si miskin juga masih kental pada saat itu.

Lewat kritik-kritiknya, Pak AR seperti ingin meletakkan Muhammadiyah sebagai pelayan umat. Cara kepemimpinannya pun jelas mencerminkan hal itu. Dalam khazanah Jawa, ia memimpin dengan manjing ajur ajer, menempatkan diri sederajat dengan siapa saja tanpa kecuali.

Dapat dikatakan bahwa Pak AR adalah sosok penting dalam dinamika kebangsaan dan keumatan di Indonesia. Hampir pasti ketika Indonesia dihadapkan pada krisis kepemimpinan, nama KH. Abdul Rozak Fachruddin teresonansi dalam percakapan publik. Lebih-lebih tidak banyak seperti Pak AR, pemimpin yang mudah dijangkau, dekat, memudahkan persoalan, terasa seperti kawan biasa. []


Penulis: Ananta Damarjati
Editor: Ananta Damarjati

Topik: AR FachruddinMuhammadiyahTokoh
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan
Tokoh & Peristiwa

Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

29 Januari 2023
Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek
Tokoh & Peristiwa

Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek

20 Januari 2023
Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra
Sosok

Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra

15 Januari 2023
Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)
Tokoh & Peristiwa

Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)

13 Januari 2023
Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)
Tokoh & Peristiwa

Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)

13 Januari 2023
Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)
Tokoh & Peristiwa

Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)

12 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Aktivitas Vulkanik Meningkat, Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Kembali Terjadi

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Kembali Terjadi

Suryadi Nomi di Mimbar Virtual

Gifted Talented: Paradigma Pendidikan Berbasis Pengembangan Talenta

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023
Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

3 Februari 2023
Kabar Pilpres 2024

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang