Scroll untuk baca artikel
Blog

KH. Masagus Ahmad Fauzan Yayan, Lokomotif Perkembangan Islam Masa Kini di Palembang Darussalam

Redaksi
×

KH. Masagus Ahmad Fauzan Yayan, Lokomotif Perkembangan Islam Masa Kini di Palembang Darussalam

Sebarkan artikel ini

Areal Pondok Pesantren Kiai Marogan ini terus bertambah luas dengan dibelinya lahan di sekitar pesantren. Kini pesantren ini juga akan membebaskan lahan berbatasan dengan perumahan dan jalan sekitar lokasi pesantren.

Pencapaian yang diraih oleh Kyai Yayan ini bukanlah mudah dan mulus begitu saja. Boleh dikata, semua nyaris berangkat dari nol. Kalau mengikuti pandangan jamak manusia, inilah pencapaian dari yang kelihatannya tidak mungkin menjadi mungkin.

Semua itu dicapai oleh tekad membaja, kegihihan, keuletan, kerja keras, kerja cerdas dan doa yang tiada henti-hentinya. Barangkali juga ini berkat doa anak-anak yatim yang dilayani dengan baik oleh Pesantren Kiai Marogan.

Kyai Yayan sendiri, jika diflashback ke tahun 2010, saat pertama kali Rumah Tahfidz Kiai Marogan didirikan olehnya, agaknya dia telah mengalami pahit getirnya perjuangan sampai pada titik sekarang ini. Tak terbilang tantangan dan rintangan yang dihalau dan dilaluinya untuk dapat sampai pada pencapaian sekarang ini.

Dengan semua pengalaman itu, akhirnya Kyai Yayan menemukan formula dan kiat membangun lembaga pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan istimewanya lagi, semua pendanaan untuk membangun fasilitas pendidikan yang tidak murah itu, sama sekali tidak bergantung pada pemerintah, tetapi mendayagunakan instrumen wakaf dan sumbangan perorangan yang tidak mengikat dan dari berbagai orang dan lokasi. Bahkan ada beberapa penyumbang dari luar negeri. Kyai Yayan memanfaatkan dengan cerdas kekuatan internet dengan beragam saluran media sosial yang tersedia untuk menjangkau para penyumbang yang jumlahnya besar sekali.

Boleh dikatakan, Kyai Yayan telah berhasil mengawinkan instrumen wakaf dengan flatform media sosial, sekaligus mengelolanya secara cerdik dan berkelanjutan. Hal ini memang meniscayakan kecerdasan membaca tren dan situasi.

Kyai Yayan secara berkelakar mengatakan, “Sebenarnya orang yang nyata itu, yang berada di media sosial.” Sungguh suatu pernyataan yang mengejutkan. Tetapi mengindikasikan kecermatan membaca tren.

Dari pantauan yang ada, perkembangan rumah-rumah tahfidz di Sumatera Selatan, telah membawa ekosistem dakwah makin kondusif dewasa ini. Sebab yang harus dilihat, setiap rumah tahfidz itu, mengintegrasikan segmen elit Muslim yang gemar menyumbang dan segmen masyarakat Muslim yang kebetulan kurang berpunya. Dan peran semacam Kyai Yayan, merupakan jembatan yang mengintegrasikan dua segmen umat Islam itu.

Ke depan setelah rumah-rumah tahfidz booming dan keakraban masyarakat terhadap Al-Qur’an makin lumrah, maka waktunya maju memasyarakatkan keilmuan Al-Qur’an dan akhlak Al-Qur’an. Singkatnya, gerakan berikutnya di atas fondasi ramainya lembaga-lembaga tahfidz, para donatur dan para penghapal Al-Qur’an, yaitu gerakan ilmu dan akhlak sekaligus. Kita menginginkan sosok para haffazh yang berakhlak menawan dan berilmu laksana begawan.