Scroll untuk baca artikel
Opini

Meninggalkan Pasangan Beracun Bukan Hal Mudah

Redaksi
×

Meninggalkan Pasangan Beracun Bukan Hal Mudah

Sebarkan artikel ini

Mungkin ada di antara orang terdekat kita yang menjalani hubungan beracun bahkan penuh kekerasan. Tak jarang, kita dengan mudahnya mengatakan untuk meninggalkan pasangannya.

Namun, bagi orang yang menjalani hubungan beracun tidak semudah itu. Ada berbagai alasan dan sepertinya ini bisa menjawab pertanyaan masyarakat tentang alasan memilih bertahan dalam hubungan beracun yang tak berkesudahan.

  1. Segelintir orang berpikir bahwa kekerasan ialah hal yang normal. Ada juga yang beranggapan bahwa kekerasan tersebut ialah bentuk lain dari kasih sayang.
  2. Pelecehan emosional yang dilakukan oleh pasangan membuat seseorang merasa tidak lagi berharga, sehingga mereka memilih untuk bertahan dibandingkan mendapatkan umpatan yang jauh lebih menyakitkan di luaran sana.
  3. Permintaan maaf pelaku terkadang membuat korban tak berdaya. Pelaku akan berjanji untuk dapat lebih mengontrol diri atau juga tidak mengulanginya. Sebagai pasangannya tentu akan menerima permintaan maaf tersebut dengan sepenuh hati.
  4. Perempuan 70 kali lebih memungkinkan untuk terbunuh setelah meninggalkan pasangannya yang beracun. Hal inilah yang membuat mereka tidak memiliki pilihan.
  5. Rata-rata orang yang berada dalam hubungan tidak sehat dan dipenuhi ke sana akan berusaha pergi selama tujuh kali, sebelum pada akhirnya benar-benar pergi meninggalkan pasangannya.
  6. Budaya pop menyalahkan orang yang meninggalkan pasangannya, sehingga setia adalah jalan yang berbahaya yang harus dijalani.
  7. Gaslighting dilakukan pelaku kekerasan setelah konflik agar situasi berbalik dan membuat pasangannya merasa bersalah.
  8. Korban tak jarang percaya bahwa pasangannya akan berubah. Meskipun kenyataannya, tak mudah untuk membuat seseorang berubah dan itu hanya akan menjadi petaka bagi diri sendiri.
  9. Media sosial menjadi salah satu tekanan bagi seseorang agar terlihat dalam hubungan yang sempurna, sehingga mereka berusaha menutupi keburukan pasangan agar tidak ada seorang pun yang tahu ada masalah terjadi di dalamya.
  10. Reaksi orang lain juga akan memengaruhi korban memilih bertahan. Di antara mereka dianggap bodoh karena salah memilih pasangan sehingga mereka khawatir dianggap salah dan dihakimi oleh orang lain.
  11. Pernikahan, anak-anak, dan keuangan menjadi beban berat bagi korban untuk meninggalkan pasangannya yang kasar. Terutama adanya stigma bagi perempuan yang menyandang status janda dan juga dilecehkan bagi laki-laki yang mengalami KDRT oleh pasangannya.

Tidak mudah memang bagi seseorang yang menjalani hubungan beracun terutama bagi mereka yang telah menjalaninya selama bertahun-tahun. Celakanya, mereka bisa jadi mengalami fenomena sindrom Stockholm.

Para pelaku umumnya berlaku baik setelah melakukan kekerasan. Hal ini dilakukan oleh pelaku agar korban bertahan. Walaupun hubungan ini pada akhirnya kandas nantinya, korban hanya akan melihat kebaikan dari pelakunya.

Jika Anda mengetahui seseorang dalam hubungan beracun, hal utama yang penting dilakukan ialah hindari pembicaraan yang terkesan mengkritik atau menghakimi orang tersebut atas hubungannya.

Menjadi pendengar yang baik bagi korban adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Kemudian, bagikan kisah yang Anda alami dalam hubungan beracun karena ini tidak akan terlihat seperti menghakimi, namun memperlihatkan bahwa Anda juga pernah mengalaminya. Juga, lakukan dengan pelan-pelan. Jangan terlalu menekan apalagi memaksa korban karena itu hanya akan membuat mereka bersalah.

Selalu ada saat dibutuhkan menunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh untuk membantu mereka keluar dari hubungan beracun. Kemudian, jangan menghakimi atau pun mengkritik mereka, akan tetapi katakan kepada mereka bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka.

Segala sesuatu butuh proses sehingga penting bagi Anda untuk melakukan sesuatu dengan tidak konfrontatif dan penuh kasih sayang. Selain itu juga, jangan bersikap sok tahu dengan segala pendapat yang Anda keluarkan.

Memberikan nasihat kepada mereka bukan berarti Anda memahami segalanya yang terjadi. Jadi, jika Anda ingin benar-benar membantu katakakan dengan penuh kelembutan, kehati-hatian, serta penuh perhatian.

Jangan pernah lelah apalagi merasa bahwa Anda sudah cukup untuk memberikan bantuan kepada para korban. Karena jika seseorang belum pernah mengalaminya, Anda bisa saja menganggap ini hal sepele dan menyalahkan korban tersebut.

Melepaskan tangan bukan jawaban. Genggam sampai mereka yakin bahwa kehidupan ini sebenarnya begitu indah tanpa berada hubungan beracun tersebut. []