Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Khalid bin Walid Sahabat Nabi dengan Gelar Pedang Allah

Redaksi
×

Khalid bin Walid Sahabat Nabi dengan Gelar Pedang Allah

Sebarkan artikel ini

Surat permohonan bantuan tiba di Madinah. Setelah bermusyawarah dan mengetahui detil keadaan di lapangan, Abu Bakar memandang perlunya peralihan kepemimpinan pasukan. Perang besar ini butuh seorang pemimpin yang cerdas strateginya dan berpengalaman. Ia memerintahkan agar Khalid bin al-Walid yang berada di Irak berangkat menuju Syam.

Abu Bakar perintahkan Khalid bin Walid membagi dua pasukannya. Setengah ditinggal di Irak dan setengah lagi berangkat ke Syam. Pasukan Irak, Khalid serahkan kepad al-Mutsanna bin Haritsah. Kemudian ia bersama pasukan lainnya berangkat menuju Yarmuk menambah materi pasukan kaum muslimin di sana. Strategi ini bertujuan agar aktivitas militer di Irak berjalan. Dan pasukan di Syam pun mendapat bantuan.

Menajemen Pasukan Saat Menuju Syam

Khalid menyiapkan batalyon yang kuat. Yang terdiri dari para panglima pilihan. Seperti: al-Qa’qa’ bin Amr at-Tamimi, Dharar bin al-Khattab, Dharar bin al-Azwar, Ashim bin Amr, dll. Sampai akhirnya terkumpullha 10.000 pasukan berangkat menuju Syam.

Kecerdasan strategi militer Khalid dalam Perang Yarmuk telah tampak sejak mula. Terlihat pada caranya memilih jalan menuju lembah Yarmuk. Ia memilih melewati gurun-gurun yang bergelombang dan memiliki sumber air yang langka, sehingga pergerakan pasukan tidak mencolok. Kontur tanah bergelombang menyembunyikan pasukan dari penglihatan.

Sementara sumber air langka membuat orang-orang jarang tinggal atau melewati tempat tersebut. Sehingga kerahasiaan pasukan bantuan pun tetap terjaga. Tentunya strategi ini membutuhkan pengenalan detail terhadap kondisi alam.

Khalid mendiskusikan bagaimana solusi kebutuhan air pasukan dengan penunjuk jalannya, Rafi’ bin Amirah. Rafi’ menyarankan agar semua pasukan membawa air sekemampuan mereka masing-masing. Sedangkan kuda-kuda mereka disiapkan sumber air sendiri. Mereka membawa 20 onta yang besar.

Onta-onta meminum air yang banyak. Kemudian pada saatnya nanti, mereka disembelih dan dimanfaatkan simpanan air di tubuh mereka untuk kuda-kuda yang kehausan.Sedangkan dagingnya dimakan oleh pasukan.

Khalid memotivasi pasukannya dengan mengatakan, “Kaum muslimin, jangan biarkan rasa lemah menjalari kalian. Dan rasa takut menguasai kalian. Ingatlah, pertolongan Allah itu datang tergantung dengan niat. Dan besarnya pahala itu tergantung pada kadar kesulitan. Seorang muslim wajib untuk tidak khawatir terhadap sesuatu, selama Allah menolong mereka.”

Para pasukan menanggapi seruan Khalid, “Wahai Amir, Allah telah mengumpulkan banyak kebaikan pada dirimu. Lakukanlah strategi yang ada di benakmu dan berjalanlah bersama kami dengan keberkahan dari Allah”.