Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Maulid Nabi, Kitab Al Barzanji dan Sejarah Perlawanan Non-senjata

Redaksi
×

Maulid Nabi, Kitab Al Barzanji dan Sejarah Perlawanan Non-senjata

Sebarkan artikel ini

Penggunaan bahasa-bahasa puitik dalam pengisahan sejarah nabi menciptakan suasana mistis dan membangkitkan semangat spiritual pembacanya. Bagi pembaca yang mengerti bahasa Arab fushah, merasakan betul betapa penulisnya secara dalam terpukau akan keagungan akhlak sosok Muhammad.

Saking terpukaunya, pengarang menyebut Muhammad melalui sapaan-sapaan bahasa kosmik seperti ”Wahai Engkau Sang Mentari, Wahai Engkau Sang Rembulan, Wahai Engkau Cahaya di atas Cahaya dan sebagainya“. Ringkasnya, karya Al-Barzanji bukanlah sekedar tulisan untuk menjadi bacaan referensi, melainkan kumpulan gubahan kata-kata yang membangkitkan.

Keyataannya, pembacaan kitab Al-Barzanji dalam peringatan-peringatan Maulid Nabi yang digalakkan oleh Sultan Salahuddin berhasil membangkitkan kesadaran umat Islam melawan tentara Crusader. Ini adalah bentuk kongkret model perlawanan tanpa senjata ummat Islam.

Tercatat, tahun 1187M, Sultan Salahuddin berhasil menghimpun kembali kekuatan umat Islam. Simboliknya, Yerusalem direbut kembali dari kekuasaan Crusades. Masjidil Aqsa dikembalikan lagi fungsinya sebagai masjid. Sayangnya, saat ini, di kampungku kitab tersebut sudah jarang yang membacanya. Penduduk kampungku sudah tidak punya waktu lagi membaca Kitab Maulid Al-Barzanji, sebab waktu mereka habis untuk menonton sinetron di TV-TV swasta. []