Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Kongres Ekonomi Umat MUI ke II Hasilkan 9 Poin Resolusi Jihad Ekonomi

Redaksi
×

Kongres Ekonomi Umat MUI ke II Hasilkan 9 Poin Resolusi Jihad Ekonomi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kongres Ekonomi Umat II Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah rampung dilaksanakan pada Minggu 11 Desember 2021 kemarin. Kongres tersebut menghasilkan 9 poin yang diberi nama resolusi jihad ekonomi. 9 poin tersebut dijadikan panduan ekonomi umat.

“Kongres ekonomi fokus bagaimana umat Islam di Indonesia, yang menjadi mayoritas, juga bisa memiliki peran serta secara optimal dan maksimal dalam ekonomi Indoneisa,” kata Ketua Komite Pengarah Kongres Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim, saat menutup Kongres Ekonomi Umat II yang diikuti di Jakarta, Minggu (12/12/2021).

Lebih lanjut, Lukman merinci sembilan resolusi jihad ekonomi. Pertama, gerakan produksi dan belanja produk nasional. Kedua, mewujudkan indonesia sebagai pusat halal dunia.

Selanjutnya yang Ketiga, mengoptimalkan zakat, nfak, shodaqoh, dan wakaf (ZISWAF) untuk menggerakkan ekonomi umat. Keempat, menghadirkan lembaga penjaminan syariah untuk usaha ultra mikro dan mikro yang mudah, murah, dan aman.

Kemudian, Kelima, mempercepat terciptanya bisnis unggulan daerah yang dijalankan secara profesional. Keenam, memperkuat model kemitraan UMKM dan BUMD, BUMD, dan usaha besar.

Ketujuh, mendorong terciptanya regulasi sistem ekonomi syariah nasional daerah. Kedelapan, mendukung ekosistem ekonomi syariah melalui digitalisasi dan integrasi dana komersial dan dana sosial islam.

Kesembilan, mengamanahkan kepada komite pemberdayaan Ekonomi Umat MUI untuk mengawal tindak lanjut hasil kongres Ekonomi Umat.

Pentingnya resolusi jihad ekonomi, tentu tidak jauh dari tujuan menyejahterakan umat Islam secara menyeluruh, Demi terciptanya Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Resolusi jihad ekonomi ini, menurut Lukman, lahir dari keprihatinan MUI.

Lukman menyampaikan, meski penduduk Agama Islam mencapai 236,53 Juta jiwa atau sekitar 86,88% dari total populasi penduduk di Indonesia. Atau umat Islam menjadi mayoritas, namun penguasaan ekonomi masih dipegang kaum minoritas, dan belum merata.

“Kita sangat memahami bahwa kesulitan, kefakiran, kemiskinan bisa menyebabkan kekufuran atau kesesatan. ini merupakan jihad kita, para alim ulama di MUI, masyarakat yang peduli kepada ekonomi Umat Islam agar bisa keluar dari kondisi kesulitan itu”, Imbuh Lukman

Sementara itu, saat menutup kongres Ekonomi Umat. Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan konsep ekonomi syariah yang ingin dibangun adalah perekonomian inklusif.

“Kita ingin melihat pertumbuhan ekonomi yang bisa mengurangi ketimpangan, baik dari sisi pendapatan, gender, maupun wilayah” ujar Wapres.

Untuk mengembangkan usaha syariah, Wapres menekankan perlunya penyemaian pelaku usaha melalui program pengembangan terpadu.

Perluasan usaha syariah perlu ditopang program penyemaian pelaku usaha melalui pusat-pusat inkubasi bisnis di berbagai daerah.

Menurut Wapres, perlu keterlibatan pelaku usaha di dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah sangatlah penting. Dia berharap MUI turut berkontribusi mendorong pelaku usaha syariah melalui pusat inkubasi bisnis. [rif]