Scroll untuk baca artikel
Blog

Kopi Hitam dan Anomali Kopi Liong Bulan

Redaksi
×

Kopi Hitam dan Anomali Kopi Liong Bulan

Sebarkan artikel ini

Pernah, suatu waktu di medsos dan di sejumlah media daring dikabarkan pabrik Kopi Liong Bulan akan ditutup alias bangkrut dengan alasan tidak ada pewarisnya.

Kontan saja netizen bereaksi. Kabarnya sangat masif. Banyak yang menyayangkan dan mereka pun menggalang dukungan agar pabrik kopi punya peranakan China itu tetap berproduksi. Rasa tak bisa dibuang karena sudah nempel di lidah.

Belakangan dikonfirmasi media ternyata yang ditutup bukan pabrik melainkan gudangnya di kawasan Bogor Kota. Sementara pabriknya berada di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Netizen pun bahagia. Mereka pun bersyukur. Kopi hitam yang selalu menemani mereka dalam segala cuaca, dalam beragam aktivitas dan di kala sedih dan senang, ternyata tetap berproduksi hingga kini.

Namun, memang ada yang unik. Selain rasanya yang legit dan bikin ketagihan bagi pencinta kopi hitam tubruk, pemasarannya sangat terbatas.

Jangan harap Kopi Liong Bulan bakal ditemukan di seluruh Indonesia, di perbatasan Jakarta pun tidak akan ditemukan. Kalaupun ada kopi yang dibawa tukang kopi keliling pakai sepeda di Jakarta itu pun di bawa dari Depok atau Bogor.

Kopi Liong Bulan hanya ada di Depok, Bogor, Cipanas dan sekitarnya. Pemasaran tak lebih dari itu. Kabarnya, untuk daerah sebesar itu saja produksinya sudah kewalahan. Sebuah agen di Depok saja harus menunggu jauh-jauh hari agar pesanan tepat waktu.

Entah apa alasan pabrik Liong Bulan tidak memproduksi kopi secara massal hingga menjangkau pasar nasional bahkan internasional. Dan mereka pun enggan beriklan atau mempromosikan diri.

Padahal di era sekarang perusahaan yang produksinya dicintai banyak orang sangat gampang disuntik modal dan mengeruk duit di Pasar Modal.

Itulah bagian anomali dari Kopi Liong Bulan. Mungkin itulah kebersahajaan dari pemiliknya yang turun-temurun. Tak perlu kemasan yang mewah yang penting rasa dan tentu sangat murah Rp1.500 per saset.

Depok diguyur hujan sore itu. Kopi Liong Bulan panas yang sengaja saya tidak aduk, saya sesap perlahan. Sangat nikmat. Sampai tandas, untungnya tak ada Bos yang nelepon. [rif]