Penikmat puisi dari Solo, Seruni Unie mengatakan membaca sajak Arifin, makan meyakinkan saya bahwa; sajak bagus tidak melulu dibangun dari diksi indah
BARISAN.CO – Menuliskan Kepulangan, Kumpulan Puisi Muhamad Arifin malam ini, Kamis (9/02/2023) akan diluncurkan di Kaula Kopi, Jl Dempel Berlian Raya No 2, Pedurungan Kota Semarang.
Penulis Novel Dhanurveda, Zahid Paningrome akan menjadi pengulas dalam sesi bincang buku yang akan dimoderatori Ardi Kafha. Acara tadaburan edisi kelima ini juga akan menampilkan pembacaan puisi oleh Evita Erasari, Hilda Amartya dan Danang Dito serta akan ada penampilan musik oleh Imran Amirullah.
“Puisi-puisi yang terangkum dalam kumpulan buku ini adalah bagian ikhtiar kecil untuk menyingkap tabir pertanyaan dan kepulangan yang seringkali mengerucut menjadi fragmen, suara, cinta, doa, nyanyian, tangisan, perlawanan, alih-alih menjadi tempat persembunyian dari baying terror yang meluap dari segala arah,” terang Muhamad Arifin.
Lebih lanjut, Arifin menyampaikan bahwa melalui puisi mencoba merawat ingatan kecil, sekaligus menjadi bahan refleksi atau cermin yang membias ke permukaan luas, intim sekaligus menegangkan kehadirannya.
“Secara bersamaan, puisi membawa saya pada satu wilayah imajiner untuk memotret kegelisahan, kekecewaan, kehilangan, cinta yang remuk redam dalam laku manusia yang berusaha menampilkan wajah aslinya, meski sekalipun kalah di medan pertempuan yang tak bisa dibendung tibanya,” imbuhnya.
Arifin mengatakan dengan menulis, saya bersyukur bisa terlahir kembali menjadi manusia yang ringan, penuh senyuman membaca apa saja yang dihamparkan Tuhan di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya penciptaan.
Sastrawan, Yudi Teha dalam pengantar Kumpulan Puisi Menuliskan Kepulangan menuliskan pulang bukan semata kembali. Ia telah membawa catatan penjang perihal apa yang terjadi. Pulang bukan penghakiman, karena apa yang telah diterima adalah bagian dari kenyataan yang harus ada.
“Puisi arifin mencoba mengurai tentang kepulangan dari apa pun. Jejak-jejak yang selam ini kita buat sesungguhnya akan menjadi kempulan ingatan hingga dari sana akan muncul pemahaman tentang laku yang tak perlu menjadi rintangan dalam memaknainya sebagai prasasti yang berguna,” sambungnya.
Sementara, penikmat puisi dari Solo, Seruni Unie mengatakan membaca sajak Arifin, makan meyakinkan saya bahwa; sajak bagus tidak melulu dibangun dari diksi indah. Tapi akumulasi dari pengalaman batin, yang ditulis dengan hati rendah. Pun pada sajak-sajak ini, beberapa pilihan katanya sederhana. Namun justru mengena.
“Saya sebagai pembaca tak kesulitan memahami. Dan itu jadi alasan untuk menyelami. Bahkan menyukai,” terang Seruni.
Peluncuran dan Bincang Buku, Kumpulan Puisi Muhammad Arifin diselenggarakan Lesbumi PWNU Jawa Tengah dan Kasatmata Creativa.