Scroll untuk baca artikel
Kolom

Lebaran 2025: Biaya Mudik Naik, PHK Meningkat, dan Prediksi Penurunan Ekonomi, Apa yang Salah?

Redaksi
×

Lebaran 2025: Biaya Mudik Naik, PHK Meningkat, dan Prediksi Penurunan Ekonomi, Apa yang Salah?

Sebarkan artikel ini
mudik lebaran 2025
Ilustrasi/barisan.co

Mengapa Konsumsi Tidak Mampu Dongkrak Pertumbuhan?

Meski konsumsi Ramadhan 2025 tetap naik, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi terbatas.

Pertama, struktur ekonomi Indonesia masih bergantung pada belanja pemerintah dan investasi. Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB hanya 54%, turun dari 57% pada 2022.

Kedua, kebocoran impor mengurangi multiplier effect belanja masyarakat. Setiap Rp1 juta yang dibelanjakan untuk produk impor hanya menyumbang 0,3% ke PDB, sementara produk lokal menyumbang 0,7%.

Ketiga, kenaikan harga pangan dan energi membuat proporsi belanja pokok rumah tangga meningkat.

Pada 2025, 65% pengeluaran keluarga dialokasikan untuk pangan dan transportasi, menyisakan hanya 35% untuk belanja sekunder seperti fashion dan elektronik. Akibatnya, meski nominal konsumsi naik, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak signifikan.

Lebaran 2025: Momentum untuk Evaluasi Kebijakan

Pemerintah perlu belajar dari tren ini. Pertama, pentingnya memperkuat UMKM lokal melalui proteksi dari gempuran impor dan akses pembiayaan murah.

Kedua, kebijakan THR harus diintegrasikan dengan program pelatihan dan pendampingan keuangan agar masyarakat tidak terjebak utang konsumtif. Ketiga, stabilisasi harga pangan dan energi harus menjadi prioritas untuk menjaga daya beli.

Lebaran 2025 ini membuktikan bahwa konsumsi musiman tidak cukup menjadi motor pertumbuhan. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan perlindungan terhadap industri dalam negeri, momentum Lebaran hanya akan menjadi euforia sesaat bukan solusi jangka panjang bagi ekonomi Indonesia. []