Scroll untuk baca artikel
Kolom

Manajemen Keuangan Keluarga, Rumus Keluarga Bahagia

Redaksi
×

Manajemen Keuangan Keluarga, Rumus Keluarga Bahagia

Sebarkan artikel ini

Sedangkan bilah kayu yang kecil menunjukkan unsur penyangga sedangkan air yang ada didalamnya adalah amanah rejeki yang mampu di emban.

Tinggi atau rendahnya kayu menunjukkan prosentase dari porsi yang seharusnya dibelanjakan. Bilah-bilah kayu yang melambangkan porsi belanja keluarga tadi menjadikan wadah air tadi mampu diisi oleh air dalam kapasitas maksimalnya atau tidak.

Jika keseluruhan kayu telah dipasang dan baik kayu yang besar maupun yang kecil berada sama tinggi, maka pada posisi inilah wadah tadi mampu menyimpan isi air yang paling banyak.

Akan tetapi, isi dari wadah tersebut ternyata tidak ditentukan tingginya salah satu kayu yang menjadi dinding wadah tersebut (yang mencerminkan porsi biaya yang dikeluarkan), akan tetapi justru ditentukan oleh kayu penyusun yang dalam posisi terendahnya.

Dalam model demikian, suatu keluarga membelanjakan keuangannya yang berkonsentrasi kepada sandang-pangan-papan  yang termasuk dalam unsur utama dalam unsur kesehatan, akan tetapi jika keluarga tersebut tidak mengalokasikan dalam prosentase yang cukup untuk meningkatkan intelektualitas misalnya dengan membeli buku, mengikuti seminar, studi banding, dlll.

Maka kapasitas dirinya tidak akan berada pada posisi optimal, dan justru kapasitas intelektualnya yang tidak meningkat tersebut menghalangi dirinya untuk berkembang.

Dalam contoh ini dapat jelas terlihat bahwa betapapun banyak kita belanjakan untuk unsur-unsur yang lain, akan tetapi jika salah satu unsur meskipun porsi belanjanya tidaklah besar, akan tetapi jika unsur tersebut tidak kita alokasikan dana dalam prosentase yang cukup.

Maka hal demikian akan menghambat keseluruhan kemampuan dari keluarga tadi untuk menampung rejeki.

Dalam contoh yang berbeda, suatu keluarga meletakkan kebutuhan intelektualnya dalam posisi yang sangat penting sehingga melupakan kebutuhan-kebutuhan yang lain seperti memelihara kesehatan, olah-raga, rekreasi dan menjalin hubungan sosial dengan sesama.

Maka, keluarga tersebut dalam skema model tadi bilah kayu intelektualnya tinggi, akan tetapi bilah kayu pangan yang halal dan berkualitasnya rendah, olahraga, rekreasi dan hubungan sosialnya rendah.

Dan ternyata kesuksesan yang didapat  dari sisi intelektualnya tidak mampu didayagunakan untuk lebih besar lagi karena kesehatannya terganggu, dan untuk maju dia butuh didukung oleh masyarakat sosialnya dan ternyata dia tidak pernah memberikan perhatian kepada masyarakat sosialnya.

Atau dalam contoh yang lain lagi, suatu keluarga membelanjakan keuarganya untuk kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang tinggi, aktif secara sosial, dan peningkatan intelektual diri dan keluarga.