Manfaat daun ubi jalar menunjukkan efek positif untuk mencegah penyakit kronis. Selain itu berpotensi menurunkan kadar gula darah penderita diabetes tipe IIAzis Saifudin MSc PhD Apt
BARISAN.CO – Ubi jalar (Ipomea batatas) banyak tumbuh di pedesaan Indonesia. Hampir di seluruh kepulauan negeri ini, tanaman ketela mudah dijumpai dan dapat tumbuh subur. Selain enak, manfaat daun ubi jalar sebagai pencegah stroke. Selain itu sebagai penurun gula darah dan juga bermanfaat mencegah berbagai penyakit kronis dan lainnya.
Ubi jalar dikenal pula dengan sebutan ketela rambat. Orang Eropa atau Amerika menyebut ubi jalar sebagai kentang manis (sweet potato).
Umumnya yang dimanfaatkan dari ubi jalar adalah bagian umbi. Biasanya sebagai bahan makanan pokok alternatif selain gandum, padi, kentang, dan jagung.
Secara umum, umbi tanaman itu berbentuk semi trapesium atau bulat. Jika dimasak berasa manis. Di Indonesia, ubi jalar dikenal dengan berbagai varietas atau kultivar yang didasarkan pada warna kulit umbi: kekuningan, putih, dan violet. Daging umbi bagian dalam putih, kekuningan, hijau muda, ungu, dan jingga.
Pemanfaatan daun ubi jalar masih sebatas untuk sayuran. Sejumlah daerah punya olahan khas daun ubi jalar, namun lebih sering dimasak sebagai plecing, yakni direbus dan dimakan bersama sambal asam, bawang, gula jawa, dan cabai.
Padahal daun ubi jalar yang di Jawa dikenal dengan nama glandir itu punya kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Azis Saifudin MSc PhD Apt, memaparkan menggali potensi tanaman ubi jalar khususnya bagian daun.
Alumnus Institute of Natural Medicine University of Toyama, Jepang, itu menyatakan daun ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai agen penyembuh atau pendukung kesehatan seperti antioksidan dan antibakteri.
Sejauh ini laporan ilmiah berkait dengan potensi manfaat daun ubi jalar pencegah stroke, terlebih untuk kesehatan cukup menarik karena menyinggung penyakit kronis seperti potensi mencegah stres, menaikkan kekebalan, mencegah stroke dan serangan jantung. Selain itu berpotensi menurunkan kadar gula darah penderita diabetes tipe II.
“Titik sentral potensi bahan pendukung kesehatan adalah terletak dari ketinggian kandungan polifenol daun ubi jalar,” katanya.
Para peneliti di Universitas Ochanomizu Jepang, ujar dia, melaporkan takaran 18 gram daun tanaman itu berpotensi menurunkan kolesterol di dalam tubuh. Polifenol dalam daun ubi jalar juga berpotensi menghambat penyakit akibat kolesterol dengan cara mencegah low density lipoprotein (LDL). LDL yang teroksidasi bisa menyebabkan pembuluh darah pecah atau penyakit aterosklerosis yang berakibat stroke atau serangan jantung.
Begitu pula karena LDL salah satu pembawa kolesterol dan harus dalam keadaan stabil untuk mencegah pelepasan kolesterol di dalam tubuh.
Mengonsumsi 200 gram atau dua genggam daun ubi jalar selama tujuh hari dapat melindungi sel tubuh dari stres oksidatif akibat kekurangan oksigen dan kelelahan. Konsumsi dalam takaran itu juga dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh.
“Kandungan asam kafeat dan derivat dalam daun itu dilaporkan mampu menghambat HIV secara in vitro,” ujar pria kelahiran Karanganyar 1978 itu.
Manfaat daun ubi jalar untuk kesehatan
Daun ubi jalar juga kaya vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh. Kandungan beta karoten dan lutein yang tinggi membantu pencegahan dari defisiensi vitamin A dan tentu baik untuk kesehatan penglihatan. Begitu pula kandungan vitamin E cukup tinggi bermanfaat sebagai antiaging atau menghambat penuaan.
Dari kacamata nutritive value, daun ubi jalar memiliki kandungan kalsium, besi, karbohidrat, dan protein tinggi. Bahkan beberapa asam amino aktifnya dilaporkan mampu menghambat sel kanker.
Tak hanya itu, kandungan mineral di dalamnya, terutama besi dan vitamin seperti karoten, vitamin B2, vitamin C, dan vitamin E, sangat tinggi dibandingkan dengan sayuran lain.