Mobil mewah kelas Eropa mengantarnya berkeliling kota-kota. Di setiap kota ia berhenti. Jawa merupakan sebuah pulau yang padat dengan penduduknya, beragam adat istiadat. Marva bercerita kepada adiknya. Bahwa kehidupan dunia itu ada akhirnya, lihat orang Jawa itu.
“Memang ada apa Kak,” adiknya menoleh ke samping dilihatnya keranda berisi mayat dan diiringi orang banyak.
“Hidup dan akan menemui kematian,” jawab adik perempuannya.
“Betul.” Inilah orang Jawa. Orang yang telah mati akan dimakamkan, sebab kematian bagi mereka adalah sesuatu yang menakutkan dan menyedihkan sehingga diiringi dengan tangisan.
Perjalanan itu pun berlanjut berhari-hari ia lewati dengan kekuatan kasih dan sayang, dengan menaiki pesawat terbang. Sampailah ia ke tanah Sulawesi, tepatnya di daerah Toraja. Mobil mewah sudah siap mengantarnya.
“Lihatlah tempat pemakaman suku Toraja, berbeda dengan orang Jawa kan. Inilah keanekaragaman.”
“Iya..ya, mayat kok disenderkan pada batu-batu”.
Kematian bagi mereka adalah sesuatu hal yang lumrah dan akan menjumpai setiap individu. Kematian adalah kehidupan baru yang menyenangkan. Lihat mereka bernyanyi dan tarian adat menyambutnya. Upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.
Sedangkan pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman.
Kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Inilah kehidupan wahai adik-adikku. Ada saatnya kita meninggalkan kehidupan ini dan kembali kepada kehidupan yang lebih membahagiakan dari apa yang kita punyai sekarang.
Adikku kita memiliki pegangan tersendiri dalam agama. Lalu Marva membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
“Ya Tuhan Kami Engkau telah mematikan Kami dua kali dan telah menghidupkan Kami dua kali (pula)..”. (QS. Al-Mumin: 11).
Sungguh pada setiap bernyawa akan meninggalkan dunia ini.
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah”. (QS. Ali-Imarn: 145).
Wahai adik-adiku tersayang, maka perbanyaklah engkau mengingat kematian. Sungguh kakakmu ini selalu mengingatnya sewaktu habis salat. Karena engkau akan menikmatinya.
Keluarga Marva menikmati perjalanannya. Mengambil sisi-sisi kehidupan yang sebenarnya memberikan pengetahuan dan kesuksesan bagi mereka yang mengoptimalkan potensi berupa akal pikiran.
Wahai adikku, setelah engkau menikmati perjalanan kematian. Engkau akan menikmati dalam menunggu datangnya hari kiamat. Ada awal tentunya ada akhir. Wahai adikku engkau akan menunggu hari pembangkitan. Peradilan Tuhan akan diberlakukan pada setiap insan.
Wahai adikku setelah engkau menikmati perjalanan penantian yang panjang ini. Tempat yang indah akan menantimu yakni surga. Bukan neraka wahai adikku, tempat di mana orang-orang hina tinggal kekal. Wahai adikku surga kau ciptakan tidak hanya setelah engkau tiada, tapi ciptakanlah surga itu di dunia. Marva menengadahkan tangan lalu ia membaca doa kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai adikku jadilah manusia yang berguna.