Scroll untuk baca artikel
Blog

Masa Depan Aplikasi Pencarian Jodoh

Redaksi
×

Masa Depan Aplikasi Pencarian Jodoh

Sebarkan artikel ini

Erri mengungkapkan rekan kerjanya pernah ketahuan selingkuh di aplikasi kencan tinder.

Kenaikan Sejak Pandemi

Penelitian di atas dilakukan pada 2017. Jauh sebelum pandemi melanda dunia. Faktanya sejak adanya Covid-19, pengguna aplikasi kencan di Indonesia justru mengalami kenaikan.

Tinder mencatat rata – rata durasi percakapan saat ini mencapai 19 persen. Sementara jumlah kecocokan antar pengguna Tinder bertambah hingga 29 persen.

“Jumlah percakapan di Indonesia meningkat dengan rata-rata sebesar 23 persen dan rata-rata durasi percakapan meningkat 19 persen lebih lama,” kata Elie Seidmen, CEO Tinder yang dikutip dari bisnis.com.

Menurut Elie, sejak beberapa wilayah menerapkan karantina, percakapan sehari – hari di seluruh dunia rata-rata meningkat sebesar 20 persen. Durasi percakapannya menjadi lebih lama yaitu 25 persen.

Sejak pandemi banyak orang yang merasa kesepian. Dalam berbagai survei menyebutkan masyarakat di beberapa negara mengalami kesepian selama pandemi berlangsung.

Bahkan baru-baru ini, pemerintah Jepang menunjuk Menteri Revitalisasi Regional Tetsushi Sakamoto mengatasi masalah kesepian dan isolasi di negaranya.

Langkah itu dilakukan untuk melindungi warga Jepang dalam menjalin hubungan antar manusia. Kasus bunuh diri di negara matahari terbit itu pun meningkat selama pandemi.

Sementara itu, Psikolog dan Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Indria Laksmi Gamayanti mengungkapkan separo masyarakat yang data ke psikolog mengaku merasa kesepian saat pandemi.

Sudah ada 14.619 orang yang mengakses layanan psikologi. Mereka terdiri dari anak – anak hingga orang dewasa yang mengaku terdampak pandemi. Sebanyak 57, 6 persen terindetifikasi memiliki gejala depresi, sulit tidur dan kesepian.

Kesepian, bisa jadi menjadi alasan orang-orang menggunakan aplikasi kencan selama pandemi. Situasi ini dijadikan perusahaan aplikasi kencan untuk mengembangkan bisnisnya. Mereka berlomba-lomba menambah fitur baru untuk menarik pengguna.

Seperti  yang dilakukan Bumble Inc. Perusahaan aplikasi kencan daring asal Amerika Serikat (AS) ini menambahkan game dan fitur menarik lainnya selama pandemi. Kini aplikasi kencan ini makin diminati.

Bahkan dalam pembukaan bursa saham AS pada Kamis (11/2), harga saham Bumble melesat hingga 85 persen, berkisar 76 dollar AS. Hal ini membuat pendiri Bumble, Whitney Wolfe Herd menjadi miliarder termuda di usia 31 tahun.

“Pandemi telah membuktikan bahwa kesepian bukanlah rancangan hidup. Maka, kami merasa jika kami berasa di posisi yang tepat untuk berkembang dan banyak orang yang telah melihat manfaat dari kencan online,” kata Wolfe Herd, dikutip dari Blomberg.com. Jika pandemi terus saja berlangsung dan kesepian makin parah, maka bisa jadi aplikasi kencan akan memiliki masa depan yang cerah. []