Waspada media sosial penyebab perselingkuhan, peneliti dari Boston University menemukan korelasi antara penggunaan media sosial dengan persoalan hubungan rumah tangga
TERSEDIANYA aplikasi teknologi pada telepon selular kini menjadikan penggunaan media sosial merata di segala usia. Pemakai media sosial dari berbagai usia tersebut aktif di media sosial secara garis besar dengan motivasi yang hampir sama. Ingin mengenal dan dikenal lebih luas.
Ingin menarik simpati orang. Ingin memberikan simpati. Ingin punya kenalan yang pintAr. Ingin dapat kenalan yang cantik. Ingin dapat kenalan yang cakep.
Motivasi-motivasi itu muncul dalam bentuk tindakan memberikan tanggapan, komentar, sapaan terbuka, dan sapaan tertutup dalam pesan tertutup. Kadang komentar dan sapaan terlihat berlebihan manakala seorang kawan perempuan yang cantik mengupdate tulisan.
Apapun tulisan itu. Bermutu atau tidak bermutu. Sekedar sepatah dua patah kata keluhan saja sudah mengundang sangat banyak tanggapan suka, dan komentar.Rata-rata dari kawan lawan jenis. Tanggapan sok ber-empati, tanggapan menggoda, merayu, memuji, dan seterusnya.
Bahkan komentar dan tanggapan tadi sering tidak mempedulikan peng-update tulisan sudah berpasangan atau belum berpasangan, sebab perkawanan di media sosial ada kawan yang bener-bener kenal, ada pula kawan yang sebetulnya tidak pernah kenal, tidak pernah menjadi kawan atau relasi dalam kehidupan nyata. Komentar bagaimana saja tidak ada beban.
Manusia baik dia sudah belum berpasangan atau sudah berpasangan memiliki sifat tertarik pada lawan jenis yang indah dipandang. Maka ketika wanita yang cantik atau pria yang tampan meng-upload fotonya, sontak ia mendapatkan banyak tanggapan suka dari kawan. Rayuan bermutu berhamburan.
Menjembatani keperluan itu kini telepon selular melengkapi fasilitasnya dengan aplikasi semacam Beauty Plus, kamera yang mampu menambah kecantikan, menutup bisul-bisul, memutihkan kulit dalam tempo kurang dari tujuh detik, tanpa harus repot-repot biaya kosmetik.
Hasil jepretan yang lebih cantik dari aslinya menjadikan pengguna terutama wanita ketagihan terus menerus berfoto dan terus menerus mengupload. Makin tinggi jumlah penggemar makin bersemangat berpose selfie kemudian mengupload.
Ada sebagian wanita yang sudah berpasangan menjadi lupa anak dan suami karena terlalu ketagihan berpose dan mengupload. Dari sekian ratus upload fotonya di album dan kronologi tidak terdapat foto bersama anak ataupun suami.
Dia dihinggapi psikologi semacam vokalis band yang khawatir penggemarnya menjadi berkurang bila kelihatan telah memiliki pasangan.
Fasilitas pesan tertutup (inbox) di media sosial memberi kesempatan menyampaikan maksud yang sifatnya privasi kepada kawan. Pesan tertutup ini memfasilitasi seorang yang aslinya penakut jika ia berbicara langsung bertatap muka tentang tujuan yang sifatnya khusus.
Seorang yang pemalu menjadi punya keberanian mengungkapkan perasaan melalui pesan tertutup. Seringkali pula fasilitas ini dipakai untuk kejahatan-kejahatan asmara.
Rayuan maut menggoda istri/ suami orang sampai dengan terjadi perselingkuhan yang berujung rumah tangga berantakan atau rumah tangga tetap utuh selingkuhan tetap jalan.