Scroll untuk baca artikel
Risalah

Memecah Perbedaan Pendapat antara Menantu dan Mertua

Redaksi
×

Memecah Perbedaan Pendapat antara Menantu dan Mertua

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Berbagai konflik antara mertua dan menantu sering kali terjadi di dalam hubungan rumah tangga. Pasalnya hubungan rumah tangga tidak hanya melibatkan suami dan istri, tetapi juga mertua.

Beberapa survei menunjukkan mayoritas istri mengaku sulit memiliki hubungan yang baik dengan mertuanya. Ketidakcocokan sifat dan prinsip menjadi alasan utama antara menantu dan mertua.

Sebanyak 32 persen responden mengaku ketidakcocokan akibat sifat dan perilaku kerap menimbulkan konflik antara mertua dengan menantu. Tidak hanya itu, konflik yang sering ditemukan yaitu mertua sering ikut campur dalam urusan rumah tangga, kebiasaan mertua ikut campur dalam mengurus anak, kritik mertua dalam proses kehamilan dan lain sebagainya.

Adanya perbedaan ekspetasi masing-masing pihak juga bisa memicu timbulnya konflik, dikarenakan mertua dan menantu memiliki asumsi dan ekspetasinya masing-masing. Jika ekspetasi dan asumsi ini tidak sesuai realitanya maka akan menimbulkan konflik.

Maka dari itu, pentingnya masa pengenalan atau pendekatan selama menjadi calon menantu atau di masa pacaran. Calon menantu juga perlu sadar bahwa dirinya ialah ‘pendatang baru’ dalam keluarga si calon.

Pastinya tiap-tiap keluarga memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda sehingga calon menantu diharapkan bisa terbuka dan mudah menerima apapun yang ada di dalam keluarga tersebut.

Sementara itu dukungan suami juga sangat penting pada saat konflik. Sebanyak kurang lebih 81% mayoritas suami mendukung, mendengarkan, menenangkan dan berusaha meluruskan apapun itu konflik yang terjadi.

Konflik tidak hanya berhenti disitu, pada saat pasangan suami istri sudah memiliki anak konflik masih akan terjadi. Salah satunya yaitu seputar pengasuhan anak dimana mayoritas responden berkonflik lantaran perbedaan cara merawat anak termasuk cara memandikan dan lain sebagainya.

Hal ini tentunya bisa didiskusikan dengan mengupayakan kompromi kepada mertua Anda. Sebisa mungkin jangan terus terang menolak saran mertua, hal ini dapat membuat mertua sakit hati dan ada kemungkinan saran yang diberikan tersebut merupakan saran yang terbaik.

Tidak ada salahnya untuk mengajak mertua turut ikut dalam webinar perawatan bayi. Hal ini tentunya bisa menambah pengetahuan baru dan mendapat gambaran akan pola asuh yang Anda anut. Cara ini juga bisa menumbuhkan diskusi yang sejalan dengan mertua Anda kedepannya. [rif]