BARISAN.CO – Jika saya ditanya tentang apa pekerjaan terberat di dunia? Jawaban saya adalah mendidik dan mengasuh anak. Mendidik dan mengasuh anak adalah proses alami yang terbentuk dari berbagai pengetahuan dan kultur dalam sebuah keluarga dan lingkungan.
Tidak ada pendidikan formal tentang bagaimana menjadi orang tua sukses. Kabar baiknya adalah ada banyak cara orang tua mempersipakan anak-anak mereka dan menggunakan peristiwa sehari-hari sebagai kesempatan belajar yang luar biasa.
“Children are the world’s most valuable resource
Children are the world’s most valuable resource and its best hope for the future
John F Kennedy
Belajar dalam proses mendidik dan mengasuh anak sejatinya mempersiapkan sebuah tahap kehidupan baru di generasi selanjutnya. Setiap orang tua yang baik membesarkan anak mereka dengan cara terbaik yang mereka bisa dan terus mencari cara untuk berkembang.
Mempersiapkan masa depan anak bukan sekedar mewariskan kekayaan yang memberi mereka sarana untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.
Mempersiapkan masa depan anak ibarat membuatkan mereka ‘perahu’ untuk melakukan pelayaran baru, atau melanjutkan rute perjalanan mengarungi samudera kehidupan. Anak-anak butuh ‘guidance’, panduan dan arahan serta pendampingan mempersiapkan “pelayaran” tersebut.
Ada lima hal penting yang perlu orang tua perhatikan sebagai pertimbangan untuk mempersiapkan masa depan anak, yaitu;
1. Pendidikan.
Pendidikan menentukan peluang yang akan kita dapatkan sepanjang hidup kita, yang selanjutnya mempengaruhi kualitas diri, kepribadian, kemampuan, serta keamanan finansial dan kebahagiaan kita dalam arti apa yang kita lakukan untuk mencari nafkah.
Begitupun dengan persiapan masa depan anak. Pendidikan adalah ‘human capital’, yang memberi jalan kepada banyak hal bagi anak-anak untuk beradaptasi dengan berbagai situasi yang akan mereka alami.
Contoh ‘human capital’ ialah termasuk keterampilan komunikasi, pendidikan, keterampilan teknis, kreativitas, pengalaman, keterampilan memecahkan masalah, kesehatan mental, dan ketahanan pribadi (resilience). Dengan demikian, hal tersebut adalah aset atau kualitas tidak berwujud yang tidak terdaftar di neraca perusahaan . ‘Human capital’ dianggap dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas seseorang. Semakin banyak investasi yang ditanamkan untuk peningkatan ‘human capital’ tersebut, peluang produktivitas dan kesuksesan masa depan anak menjadi lebih tinggi.
2. Kesehatan
Dalam sebuah catatan resmi WHO tahun 2020[1] mengenai tantangan baru dalam hal kesehatan anak di seluruh dunia, menyebutkan beberapa fakta berikut:
- Emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim dan degradasi ekologi secara eksistensial mengancam kehidupan semua anak.
- Anak-anak rentan terhadap efek kesehatan yang merugikan dari polusi udara dalam dan luar ruangan yang menyebabkan sekitar 7 juta kematian per tahun (2016).
- Lebih dari 250 juta anak berisiko tidak memenuhi potensi perkembangan mereka (2017).
- Ada 124 juta anak dan remaja terkena obesitas (2016).
- Anak-anak sering dihadapkan pada pemasaran komersial yang mempromosikan zat adiktif dan komoditas yang tidak sehat.
- Cedera (akibat kekerasan) di jalan adalah penyebab utama kematian anak-anak dan remaja; lebih dari 1 miliar anak terpapar kekerasan setiap tahun.
Peran orang tua dalam memproteksi dari ancaman kesehatan sebagaimana WHO sebutkan, khususnya di point nomor 2 nampaknya adalah tantangan yang solusinya tidak begitu mudah diurai di kota-kota besar di negara berkembang seperti Indonesia.
Hampir 90 persen kematian akibat polusi luar ruangan terjadi di negara-negara berpenduduk padat, berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Pasifik barat dan Asia Tenggara.
Biaya kerusakan kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara luar ruangan sangat bervariasi, tergantung pada negara dan jenis bahan bakar fosil yang dibakar kata Ian parry, seorang ahli kebijakan fiskal lingkungan di Departemen Urusan Fiskal IMF.
Di Jakarta misalnya, jalan-jalan utama yang menghubungkan daerah pinggir kota Jakarta setiap tahunnya bertambah macet dan semakin parah seiring pertambahan jumlah pemilik kendaraan pribadi, dan berkurangnya mobil angkutan umum. Karena setiap satu orang akan memilih mengendarai ojek online daripada naik bus misalnya.
Saya perhatikan, saat ini jumlah angkot jalur Cileungsi Kampung Rambutan tidak sebanyak 5 tahun lalu. Mungkin tidak jauh berbeda juga jumlah angkot jalur Bekasi – Kelender, serta jumlah minibus Baranangsiang Bogor – Kampung Rambutan. Jadi kesadaran akan pentingnya mengurangi resiko kesehatan akibat polutan asap kendaraan pribadi masih minim.
Pemahaman tentang pola makan dan bahan makanan anak juga perlu menjadi perhatian khusus para orang tua dalam mempersiapkan anak-anak di masa depan. Karena ancaman obesitas dan penyakit dalam serta penurunan daya tahan tubuh akibat zat kimia mengancam keberlangsungan hidup anak-anak.
3. Kemampuan sosial.
Apakah anak Anda dapat menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam kelompok sosial tertentu akan memberi Anda umpan balik tentang kepribadian mereka. Aspek ini sering diabaikan, padahal sangat penting.
Mengajari anak Anda bagaimana berperilaku dan membentuk hubungan adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap orang tua sejak usia dini. Manifestasi awal dari perilaku sosial tertentu dapat diperhatikan sejak di taman kanak-kanak.
Pendidikan dan pola asuh menanamkan karakter sosial yang baik adalah hal penting yang perlu jadi perhatian para orang tua bagi masa depan kehidupan anak-anak juga.
4. Nilai-nilai kekeluargaan
Ini adalah sesuatu yang perlu ditanamkan orang tua sejak anak-anak mereka lahir. Di antara nilai-nilia penting kekeluargaan yang harus ditnamkan oleh orang tua dalam diri anak adalah penghargaan, kasih sayang dan kepedulian. Tiga nilai itu sejatinya memberikan kekuatan dalam pribadi anak untuk menentukan masa depannya lebih baik dan lebih bermartabat.
5. Keterampilan belajar
Pengembangan keterampilan belajar merupakan bagian integral dari pemberdayaan anak-anak. Keterampilan belajar adalah kemampuan anak dalam mempersiapkan dirinya sendiri untuk dapat mencapai pemahaman, kemampuan bernalar, bekerja secara mandiri dan melakukan refleksi.
Keterampilan belajar dilatih melalui pengalaman belajar yang baik, perhatian dan dedikasi orang tua dan guru. Hubungan keterampilan belajar anak sejak usia dini dengan kesuksesan hidup cukup erat.
Karena Sebagian besar kesuksesan seorang anak ditentukan oleh proses pengasuhan orang tua yang besar perhatiannya atas pengembangan keterampilan belajar anak. [Luk]
[1] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/children-new-threats-to-health