Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Mempersiapkan Masa Depan Anak, 5 Hal Perlu Diperhatikan

Redaksi
×

Mempersiapkan Masa Depan Anak, 5 Hal Perlu Diperhatikan

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Jika saya ditanya tentang apa pekerjaan terberat di dunia? Jawaban saya adalah mendidik dan mengasuh anak. Mendidik dan mengasuh anak adalah proses alami yang terbentuk dari berbagai  pengetahuan dan kultur dalam sebuah keluarga dan lingkungan.

Tidak ada pendidikan formal tentang bagaimana menjadi orang tua sukses. Kabar baiknya adalah ada banyak cara orang tua mempersipakan anak-anak mereka dan menggunakan peristiwa sehari-hari sebagai kesempatan belajar yang luar biasa.

“Children are the world’s most valuable resource

Children are the world’s most valuable resource and its best hope for the futureJohn F Kennedy

Belajar dalam proses mendidik dan mengasuh anak sejatinya mempersiapkan sebuah tahap kehidupan baru di generasi selanjutnya. Setiap orang tua yang baik membesarkan anak mereka dengan cara terbaik yang mereka bisa dan terus mencari cara untuk berkembang.

Mempersiapkan masa depan anak bukan sekedar mewariskan  kekayaan yang memberi mereka sarana untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.

Mempersiapkan masa depan anak ibarat membuatkan mereka ‘perahu’ untuk melakukan pelayaran baru, atau melanjutkan rute perjalanan mengarungi samudera kehidupan. Anak-anak butuh ‘guidance’,  panduan dan arahan serta pendampingan mempersiapkan “pelayaran” tersebut.

Ada lima hal penting yang perlu orang tua perhatikan sebagai pertimbangan untuk mempersiapkan masa depan anak, yaitu;

1. Pendidikan.

Pendidikan menentukan peluang yang akan kita dapatkan sepanjang hidup kita, yang selanjutnya mempengaruhi kualitas diri, kepribadian, kemampuan, serta keamanan finansial dan kebahagiaan kita dalam arti apa yang kita lakukan untuk mencari nafkah.

Begitupun dengan persiapan masa depan anak. Pendidikan adalah ‘human capital’, yang memberi jalan kepada banyak hal bagi anak-anak untuk beradaptasi dengan berbagai situasi yang akan mereka alami.

Contoh ‘human capital’ ialah termasuk keterampilan komunikasi, pendidikan, keterampilan teknis, kreativitas, pengalaman, keterampilan memecahkan masalah, kesehatan mental, dan ketahanan pribadi (resilience). Dengan demikian, hal tersebut  adalah aset atau kualitas tidak berwujud yang tidak terdaftar di neraca perusahaan . ‘Human capital’ dianggap dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas seseorang. Semakin banyak investasi yang ditanamkan untuk peningkatan ‘human capital’  tersebut, peluang produktivitas dan kesuksesan masa depan anak menjadi lebih tinggi.

2. Kesehatan

Dalam sebuah catatan resmi WHO tahun 2020[1] mengenai tantangan baru dalam hal kesehatan anak di seluruh dunia, menyebutkan beberapa fakta berikut: