Kemudian, Gus Baha mengutip lagi ayat, “Hai Yahya, ambillah Kitab (amalkan) dengan segala kekuatanmu, dan Kami telah memberikan kepadanya kearifan semenjak kecil, dan dilimpahkan kasih sayang dari Kami kesucian. Ia seorang yang penuh takwa.” (Maryam: 12-13).
Ulama asal Rembang itu menekankan kata “hananan”, bahwa “terlimpah kasih sayang” di situ bermakna sifat aris, sifat senang dan tercipta suasana nyaman. Jadi hubungan anak-orangtua itu mesti nyaman. Tapi, nyaman yang terikat oleh kalimat tauhid, bukan lantaran nafsu.
“Jadi, di antara adabnya para nabi itu adalah memuliakan anak. Karena anak itu yang kelak lebih panjang waktunya untuk membawa kalimat tauhid.” simpul sang gus kondang itu.