BARISAN.CO – Sering menahan kencing atau buang air kecil? Nampaknya kita sepakat bahwa setiap orang pernah mengalami hal tersebut. Namun karena sering kali dianggap hal yang sepele, rasa ingin buang air tersebut menjadi angin lalu.
Hal itu terlihat pada kebanyakan aktivitas kita, apa pun. Baik yang penting maupun aktivitas ringan. Seringkali kita lebih memilih untuk menahannnya sembari menunggu kentung kemih penuh baru dikeluarkan. Artinya kemungkinan besar setiap orang melakukan penahanan untuk buang air besar setiap hari.
Tidak ada beda pula antara laki laki dan perempuan dalam kebiasaannya menahan kencing. Hanya saja perempuan tidak lebih tahan untuk menahannya lebih lama ketimbang laki laki.
“Pada dasarnya jumlah urinenya sama. Tapi kenapa wanita lebih sulit menahan kencing? Karena wanita punya rahim, sedangkan pria tidak. Rahim ini suka menekan, apalagi kalau sedang mens dan sedang hamil. Jadi wanita hamil susah menahan kencing itu normal,” terang Alm. dr Ryan Thamrin dalam tayangan sebuah video di acara stasiun televisi tahun 2013 lalu.
Itu berarti, laki laki memiliki resiko lebih besar atas kerusakan yang ditimbulkan akibat terlalu sering menahan buang air kecil.
Dampak menahan kencing
Lantas apa yang terjadi jika kita menahan kencing terlalu sering? Berikut diantaranya.
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
Sering menahan buang air kecil dapat menyebabkan infeksi saluran kemih karena bakteri dapat mulai berkembang biak. Risiko terkena ISK juga tinggi jika kita tidak meminum cukup air. Jika kita merasa sering menahan buang air, cobalah periksa tanda dan gejala ISK berikut: Sensasi terbakar yang tajam saat buang air kecil. Urine tidak berwarna atau urine berdarah. Nyeri di perut bagian bawah. Urine berbau busuk.
2. Kandung kemih meregang
Kebiasaan menahan kencing untuk jangka waktu yang lebih lama bisa menyebabkan kandung kemih meregang. Jika hal itu terjadi, kita mungkin akan mengalami kesulitan saat buang air kecil, dan muncul keinginan buang air kecil secara konstan.
3. Retensi urine
Kebiasaan menahan buang air kecil juga dapat menyebabkan retensi urine. Ini adalah kondisi di mana kandung kemih tidak dapat mengosongkan diri sepenuhnya karena tersumbatnya aliran urine yang bebas melalui kandung kemih dan uretra. Frekuensi buang air kecil sebetulnya berbeda bagi setiap orang. Orang-orang yang tergolong sehat biasanya buang air kecil sebanyak 4-10 kali per hari, namun rata-rata melakukannya 6-8 kali per hari.
4. Inkontinensia urine
Penting untuk dipahami bahwa jika kita tidak buang air kecil secara teratur, kandung kemih bisa mulai mengalami atrofi atau melemah. Akibatnya, kita bisa mengalami inkontinensia urine. Ini menyebabkan kebocoran urine yang tidak disengaja.
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang sulit menahan buang air kecil sehingga mengompol. Inkontinensia urine umumnya dialami oleh lansia, dan lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Penderita inkontinensia urine jenis ini dapat mengompol sedikit demi sedikit. Meskipun biasanya bukan merupakan kondisi yang berbahaya, inkontinensia urine dapat berdampak buruk pada kondisi psikologis dan kehidupan sosial penderita.
Sebenarnya, rasa ingin buang air kecil itu adalah reaksi alami tubuh untuk menyeimbangkan kesehatan tubuh. Itu alarm baik yang tubuh kita miliki. 4 hal di atas adalah dampak dampak bila tidak mengindahkannya. Idealnya adalah ya kita lakukan apa yang diperintahkan tubuh kepada kita. Bila kita ingin sehat.
Semoga kita menjadi lebih sadar diri setelah mengetahui hal ini untuk tidak mengabaikan peringatan peringatan penting yang tubuh berikan. Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari akibat abai karena keegoisan kita sendiri.