BARISAN.CO – Phantom Vibration Syndrome atau dikenal juga dengan nama ringxiety merujuk pada fenomena orang berkali-kali merasakan ponselnya berdering atau bergetar, padahal kenyataannya tidak demikian.
Sebuah artikel Independent UK menyebut, 9 dari 10 orang menderita sindrom gangguan hantu. Dr Robert Rosenberger, asisten profesor di Georgia Institute of Technology mengatakan, fenomena itu terjadi karena kebiasaan yang dipelajari oleh tubuh.
Robert mengungkapkan, orang-orang kemudian merasa ponselnya bergetar, namun itu hanya halusinasi.
Banyak orang yang pada akhirnya memilih mode silent pada ponselnya untuk menghindari sindrom getaran hantu tersebut. Sebuah survei tahun 2021 dari Android Authority menemukan, sebanyak 48,3% orang lebih memilih ponselnya berdering, 31,3% dalam mode getar, dan 14,8% ponselnya dalam silent mode.
Analisis Sensor Tower melaporkan, di tahun 2020, pengguna Inggris yang memasang aplikasi nada dering turun 20%. Tren penurunan itu dilakukan oleh generasi muda yang menjaga ponselnya senyap sedangkan generasi lebih tua memilih perangkat ponselnya berdering.
Silent mode adalah pengaturan yang tersedia pada ponsel untuk menonaktifkan nada dering. Berbeda dengan mode pesawat, mode ini memungkinkan perangkatnya menerima dan mengirim panggilan atau pesan.
Namun, penelitian Ofcom menemukan, anak usia 16-24 yang disebut dengan generation mute lebih suka mengirim pesan ketimbang panggilan telepon. Bahkan, bukan hanya kaum milenial, penelitian di AS menunjukkan, 80% orang berusia 40 tahun di sana lebih nyaman berkomunikasi melalui teks atau online.
Mengutip Speeli membeberkan alasan orang-orang selalu membungkam ponselnya, yaitu:
Stres
Ketika orang mengalami stres, mereka mungkin benci mendengar telepon berdering karena dapat memperburuk pikirannya. Dalam kasus seperti itu, orang ini mungkin membungkam ponselnya agar dapat mengurangi stres yang dialami.
Benci Panggilan Telepon
Seperti yang disebutkan pada penelitian di atas, beberapa orang membenci panggilan telepon. Ini yang membuat mereka menghindari menjawab panggilan telepon tanpa merasa bersalah karenanya.
Lebih Memilih Teks
Beberapa orang lebih suka mengirim pesan teks ketimbang panggilan suara. Orang yang memilih mode senyap sepanjang waktu memaksa orang mengirim pesan daripada menelepon mereka.
Sibuk
Orang yang selalu sibuk biasanya membenci panggilan telepon karena akan mengalihkan perhatiannya. mereka mungkin membungkam ponsel untuk mencegahnya membuang-buang waktu.
Tidak ingin diganggu
Orang yang selalu membungkam ponselnya kemungkinan karena tidak ingin diganngu. Mereka mungkin ingin menikmati aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh panggilan telepon.
Tidak suka nada dering
Beberapa orang tidak menyukai suara nada dering telepon. Orang itu menjadi stres dan cemas ketika mendengar teleponnya berdering sehingga membungkam ponselnya.
Ingin melupakan pekerjaan
Sebagai pekerja, beberapa orang membungkam ponselnya karena tidak ingin ada yang mengingatkan mereka tentang pekerjaan. Terlebih jika itu adalah hari libur. Orang-orang ini ingin menikmati hidupnya tanpa diingatkan tugas pekerjaan.
Agar merasa lebih bebas
Tanpa ada gangguan dari suara nada dering apalagi panggilan telepon, orang-orang akan merasa lebih bebas ketika ponselnya mode senyap. Oleh karena itu, mereka akan membungkam ponselnya sepanjang waktu untuk mendapatkan kebebasan seperti ini.
Menjadi lebih produktif
Beberapa orang membungkam ponselnya sepanjang waktu agar menjadi lebih produktif. Tanpa adanya gangguan, orang yang sangat menghargai produktivitas lebih besar kemungkinannya memilih mode senyap pada ponselnya.
Apa pun alasan orang yang memilih ponselnya dalam keadaan senyap bukan berarti mereka tidak peduli dengan informasi. Mereka hanya melakukan yang terbaik dalam hidupnya termasuk menghindari gangguan suara nada dering. [rif]