Namun, tahun 2021, survei pengguna smartphone di Australia menguak fakta mengejutkan. Dari 2.800 pengguna smartphone yang disurvei, 99 persennya menunjukkan nomofobia tingkat tertentu.
Mengutip Sydney Morning Herald, peneliti utama, Fareed Kaviani mengatakan, nomofobia berbeda dengan meninggalkan rumah tanpa dompet atau kunci.
“Rasa takut tidak memiliki ponsel tampaknya merupakan emosi yang tidak berbahaya karena hal itu tampaknya merupakan respons yang rasional ketika ponsel begitu mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, itu juga berarti kita lebih cenderung menggunakannya di waktu tidak harus menggunakannya,” katanya.
Penyebab dan Gejala Nomofobia
Dilansir dari Medical News Today, penyebab pasti nomofobia tidak sepenuhnya dipahami. Ada yang menyebut, berkembangnya komunikasi instan yang disediakan smartphone mengembangkan perilaku adiktif dan kopulsif.
Sementara, yang lainnya percaya, gangguan kecemasan yang ada dapat menyebabkan berkembangnya fobia ini.
Dalam satu artikel tahun 2020, peneliti menerangkan beberapa faktor penyebab, di antaranya adalah pikiran obsesif dan perilaku kompulsif terkait smartphone, sensitivitas interpersonal, dan perasaan inferior. Selain itu juga, akibat ketidaknyamanan sosial dan jumlah jam penggunaan smartphone.
Ada berbagai gejala yang bisa muncul saat seseorang mengarah kepada nomofobia, yaitu: kecemasan, perubahan pernapasan, gemetar, berkeringat, agitasi, disorientasi, dan takikardia.