Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Gaya Hidup

Mengenal Istilah Nomofobia

:: Anatasia Wahyudi
15 Januari 2023
dalam Gaya Hidup
Mengenal Istilah Nomofobia
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Nomofobia menjadi salah satu dari sepuluh kata bahasa Inggris yang trending di tahun 2022. Nomofobia adalah bentuk singkatan dari “fobia tanpa ponsel”.

BARISAN.CO – Ponsel telah menjadi bagian kehidupan modern di mana-mana. Ponsel tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk berkomunikasi, tetapi juga berfungsi sebagai alat jejaring sosial, penyelenggara pribadi, alat belanja online, kalender, jam alarm, dan bank seluler.

Meski memberikan manfaat, namun juga memberi efek ketergantungan yang berlebihan pada perangkat digital dapat menjadi salah satu bentuk kecanduan perilaku.

Nomofobia menjadi salah satu dari sepuluh kata bahasa Inggris yang trending di tahun 2022. Nomofobia adalah bentuk singkatan dari “fobia tanpa ponsel”.

Istilah ini pertama kali diciptakan dalam sebuah studi tahun 2008 oleh Kantor Pos Inggris, yang mengontrak lembaga penelitian Inggris, YouGov, untuk mempelajari kecemasan pada pengguna ponsel. Menurut penelitian tersebut, lebih dari 13 juta orang di Inggris mengalami stres ketika ponselnya berada jauh dari jangkauannya.

BACAJUGA

Memberi Anak Smartphone Agar Tenang Dapat Menghambat Perkembangan Emosional

Memberi Anak Smartphone Agar Tenang Dapat Menghambat Perkembangan Emosional

23 Desember 2022

Ketakutan kehilangan sesuatu mungkin yang menyebabkan begitu banyak orang menyebut, mereka akan menanggapi panggilan atau SMS bahkan jika mereka sedang melakukan sesuatu yang lain. Studi mengungkapkan, orang sering rela menghentikan aktivitas kehidupan untuk menanggapi panggilan. Sebanyak 80% peserta bersedia menjawab panggilan saat menonton televisi, 40% menjawab panggilan sambil makan, dan 18% bersedia menjawab telepon saat berada di tempat tidur dengan orang lain.

Ketakutan tanpa perangkat seluler inilah yang sering dianggap sebagai tanda penggunaan perangkat digital yang bermasalah, yang diyakini beberapa ahli dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan.

Terlalu sering menggunakan ponsel juga dinilai berpotensi menyebabkan hasil negatif jangka pendek seperti peningkatan gangguan, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi jangka panjang seperti memperparah masalah kesehatan mental yang ada atau berkontribusi pada perilaku.

Seberapa Umum Hal Itu Terjadi?

Walaupun, penelitian tentang fenomena tersebut masih terbatas, temuan yang ada menunjukkan, nomofobia cukup umum. Sebuah studi siswa di India menemukan, lebih dari 22% peserta menunjukkan tanda-tanda nomofobia yang parah. Sekitar 60% dari mereka yang mengambil bagian dalam penelitian ini memiliki tanda-tanda sedang dari kondisi tersebut.

Studi Oxford tahun 2020 tentang statistik nomofobia menemukan, rasa takut tidak memiliki ponsel, kini menjadi norma yang berlebihan di kalangan mahasiswa. Studi tersebut menunjukkan bahwa 89% mahasiswa sekarang memiliki nomofobia sedang atau berat. Padahal, di tahun 2012, angka itu hanya 77%.

Namun, tahun 2021, survei pengguna smartphone di Australia menguak fakta mengejutkan. Dari 2.800 pengguna smartphone yang disurvei, 99 persennya menunjukkan nomofobia tingkat tertentu.

Mengutip Sydney Morning Herald, peneliti utama, Fareed Kaviani mengatakan, nomofobia berbeda dengan meninggalkan rumah tanpa dompet atau kunci.

“Rasa takut tidak memiliki ponsel tampaknya merupakan emosi yang tidak berbahaya karena hal itu tampaknya merupakan respons yang rasional ketika ponsel begitu mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, itu juga berarti kita lebih cenderung menggunakannya di waktu tidak harus menggunakannya,” katanya.

Penyebab dan Gejala Nomofobia

Dilansir dari Medical News Today, penyebab pasti nomofobia tidak sepenuhnya dipahami. Ada yang menyebut, berkembangnya komunikasi instan yang disediakan smartphone mengembangkan perilaku adiktif dan kopulsif.

Sementara, yang lainnya percaya, gangguan kecemasan yang ada dapat menyebabkan berkembangnya fobia ini.

Dalam satu artikel tahun 2020, peneliti menerangkan beberapa faktor penyebab, di antaranya adalah pikiran obsesif dan perilaku kompulsif terkait smartphone, sensitivitas interpersonal, dan perasaan inferior. Selain itu juga, akibat ketidaknyamanan sosial dan jumlah jam penggunaan smartphone.

Ada berbagai gejala yang bisa muncul saat seseorang mengarah kepada nomofobia, yaitu: kecemasan, perubahan pernapasan, gemetar, berkeringat, agitasi, disorientasi, dan takikardia.

Topik: Bahaya Penggunaan SmartphoneFobia Tanpa PonselNomophobiaPenyebab dan Gejala Nomophobia
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

Cara Memanfaatkan HP Bekas jadi CCTV
Gaya Hidup

Cara Memanfaatkan HP Bekas jadi CCTV

26 Maret 2023
Remake Lagu Vierratale
Gaya Hidup

Musisi Remaja DeVFias, Luncurkan Remake Lagu Vierratale

21 Maret 2023
Di Segala Tingkat Pendidikan, Gaji Perempuan Jauh Lebih Rendah dari Laki-laki
Gaya Hidup

Di Segala Tingkat Pendidikan, Gaji Perempuan Jauh Lebih Rendah dari Laki-laki

19 Maret 2023
Sudah Sepatutnya, Perusahaan Sediakan Tempat Penitipan Anak
Gaya Hidup

Sudah Sepatutnya, Perusahaan Sediakan Tempat Penitipan Anak

18 Maret 2023
Lirik lagu Lempar Batu Sembunyi Tangan
Gaya Hidup

Lirik Lagu Lempar Batu Sembunyi Tangan Respons Tragedi Kanjuruhan

16 Maret 2023
Kencan dengan Rekan Kerja, Kenapa Tidak?
Gaya Hidup

Kencan dengan Rekan Kerja, Kenapa Tidak?

13 Maret 2023
Lainnya
Selanjutnya
Saatnya Penguasa Menggeluti Budaya dan Sastra

Saatnya Penguasa Menggeluti Budaya dan Sastra

Emas Dapat Jadi Pilihan Saat Pasar Lagi Cemas

Emas Dapat Jadi Pilihan Saat Pasar Lagi Cemas

TRANSLATE

TERBARU

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?
Sosial & Budaya

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?

:: Thomi Rifai
27 Maret 2023

BARISAN.CO - Mukena merupakan salah satu busana yang sudah lama dipakai oleh kaum hawa, terutama para muslim wanita di Indonesia...

Selengkapnya
putra nabi muhammad

Putra-Putri

27 Maret 2023
Melemahnya Gerakan Sipil

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

27 Maret 2023
Kisah Umar bin Khattab Membantak Malaikat Munkar Nakir

Kisah Umar bin Khattab Membentak Malaikat Munkar Nakir di Alam Kubur

27 Maret 2023
Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

26 Maret 2023
Lainnya

SOROTAN

Melemahnya Gerakan Sipil
Opini

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

:: Pril Huseno
27 Maret 2023

Melemahnya Gerakan Sipil

Selengkapnya
Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

25 Maret 2023
pelarangan thrifting

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang