BARISAN.CO – Setiap tanggal 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang memicu peradangan di berbagai jaringan tubuh, seperti pada sendi, saraf jantung dan otak.
Penyakit autoimun timbul saat sistem imun menyerang jaringan tubuh dan organ sendiri. Jadi, biasanya sistem imun bertugas untuk melindungi tubuh dari beragam kuman. Namun, pada pengidap penyakit autoimun, sistem kekebalan secara keliru malah menyerang sel-sel sehat yang ada di tubuh kita.
Seperti penyakit autoimun lainnya, lupus juga sulit didiagnosis karena tanda dan gejalanya mirip dengan penyakit lain. Banyak sekali pengidap lupus yang tidak menyadari jika dirinya terkena penyakit tersebut.
Gejala penyakit lupus adalah sebagai berikut:
- Lelah atau letih berlebihan
- Demam hilang timbul tanpa penyebab
- Nyeri dan kaku pada sendi tanpa disertai bengkak
- Sesak napas
- Rambut rontok
- Sariawan
- Sakit kepala, kebingungan dan penurunan daya ingat
- Lesi atau luka pada kulit setelah terpapar sinar matahari
- Kemerahan pada pipi dan hidung membentuk seperti kupu-kupu atau disebut butterfly – shaped face rash
- Fenomena raynaud yakni jari tangan dan kaki menjadi putih/biru saat terkena dingin atau stres
Gejala tersebut bisa berkembang dan menimbulkan komplikasi yang dapat memengaruhi banyak organ tubuh seperti:
1. Ginjal
Peradangan pada organ ini bisa mengakibatkan gagal ginjal. Selama ini, gagal ginjal menjadi penyebab utama kematian pada penderita lupus.
2. Otak dan sistem saraf pusat
Penderita lupus bisa mengalami peradangan otak dan sistem saraf pusat. Akibatnya, mereka akan merasakan sakit kepala, pusing, perubahan perilaku, masalah penglihatan, gangguan daya ingat, kejang dan stroke.
3. Darah dan pembuluh darah
Jumlah sel darah merah pada penderita lupus bisa berkurang sehingga membuat anemia. Selain itu, mereka juga bisa mengalami radang pembuluh darah karena terjadi peningkatkan risiko perdarahan atau pembekuan darah.
4. Paru-paru
Lapisan rongga dada pada penderita lupus akan meradang sehingga membuat nyeri saat bernapas. Akibatnya terjadi pendarahan ke paru-paru dan pneumonia.
5. Jantung
Penderita lupus juga akan mengalami peradangan pada otot jantung, arteri atau selaput jantung. Hal itu memicu risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.
Lebih Banyak Menyerang Wanita
Menurut berbagai penelitian, penyakit lupus banyak menyerang wanita daripada pria. Jumlah penyandang lupus di Indonesia mencapai ratusan ribu dan 97 persennya adalah wanita.
Banyaknya persentase kasus lupus pada wanita ini diduga karena faktor hormonal.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan lupus dapat dialami oleh semua usia, namun yang paling banyak pada wanita usia subur di rentang 15-45 tahun.
“Karena hormon estrogen berperan pada penyakit autoimun,” ujarnya.
Bahkan US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan hasil penelitiannya, jika wanita Asia, Afrika dan hispanik (bangsa pribumi Amerika dan Latin) lebih mungkin terkena lupus dibandingkan dengan wanita dari bangsa kulit putih.