Scroll untuk baca artikel
Blog

Mengenal Malahayati, Laksamana Laut Perempuan yang Dijadikan Nama Jalan oleh Anies Baswedan

Redaksi
×

Mengenal Malahayati, Laksamana Laut Perempuan yang Dijadikan Nama Jalan oleh Anies Baswedan

Sebarkan artikel ini

Laksamana Malahayati pula yang melatih para janda menjadi prajurit Kesultanan Aceh yang tangguh. Bersama pasukannya. Laksamana Malahayti melawan penjajah Belanda dan Portugis tak hanya di Aceh tetapi juga sampai ke Pantai Timur Sumatera.

Armada lautnya yang diberi nama Inong Balle menerapkan strategi perang dengan membangun benteng setinggi 100 meter dari permukaan laut.

Strategi matang inilah yang berhasil membuat Laksamana Malahayati membunuh Cornelis de Houtman pada pertempuran tahun 1599. Cornelis de Houtman tewas di atas kapal perang.

Armada Belanda kalah dan kehilangan banyak orang. Sedangkan mereka yang tersisa ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara, termasuk saudara Cornelis, Frederick de Houtman.

Beberapa tahun selepas pertempuran itu, Laksamana Malahayati wafat dengan meninggalkan nama besar yang bahkan diakui oleh bangsa-bangsa Eropa (Fenita Agustina, ed., 100 Great Women: Suara Perempuan yang Menginspirasi Dunia, 2010:87).

Jenazah Sang Srikandi dari tanah rencong dikebumikan di kaki Bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar. Berabad-abad kemudian, lebih dari 400 tahun berselang, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyematkan gelar Pahlawan Nasional untuk Malahayati pada 6 November 2017.

Kini orang tahu, Aceh bukan hanya punya Cut Nyak Dien atau Cut Meutia, tapi juga punya sosok perempuan lainnya yang tak kalah perkasa, laksamana wanita pertama di dunia, Malahayati.

Anies berharap penetapan nama jalan itu menjadi momentum untuk semakin memperkuat persatuan masyarakat antarprovinsi dan kolaborasi masyarakat dengan pemerintah maupun antarpemerintah daerah.

“Kami menyadari bahwa Laksamana Malahayati telah menjadi aset yang luar biasa, tidak hanya bagi warga Aceh, tetapi juga bagi bangsa dan negara,” katanya. [rif]