Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Sebelas]

Redaksi
×

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Sebelas]

Sebarkan artikel ini

Upaya pengendalian defisit Pendapatan Primer akan berbenturan dengan kebijakan otoritas ekonomi yang mengharapkan masuknya modal asing secara besar-besaran.

Peningkatan masuknya modal asing bahkan sering dibanggakan sebagai indikasi kredibelnya perekonomian nasional. Padahal harus diingat bahwa pihak asing mau berinvestasi atau memberi utang karena berharap akan adanya hasil kembalian berupa keuntungan dan pembayaran bunga.

Dengan demikian, kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) keseluruhan tidak cukup dianalisis atas dasar besaran surplus atau defisitnya saja. Begitu pula, posisi cadangan devisa yang meningkat perlu ditelisik tentang faktor penyebabnya. Dan proyeksi ke masa mendatang perlu terus menerus dilakukan dan menjadi pertimbangan penting bagi pengambilan kebijakan dari otoritas ekonomi.

Dalam hal faktor NPI, cadangan devisa yang cenderung bertambah disebabkan oleh utang luar negeri atau investasi modal asing. Hal itu terkonfirmasi dalam data posisi investasi internasional Indonesia yang telah dibahas. Secara lebih khusus untuk utang luar negeri, dapat pula ditelusuri proses dinamisnya pada sebagian pos neraca Transaksi Finansial (bagian dari NPI).

Dengan demikian, selain rasio surplus atau defisit transaksi berjalan, terdapat berbagai indikator sustainabilitas eksternal dalam publikasi NPI. Selama beberapa tahun terakhir, kebanyakan tidak menggambarkan perbaikan atau kondisi eksternal yang kuat. Di antaranya adalah:

  • Rasio ekspor neto barang dan jasa terhadap PDB
  • Rasio posisi ULN terhadap PDB
  • Rasio posisi ULN jangka pendek terhadap PDB
  • Rasio posisi ULN terhadap cadangan devisa, dan
  • Rasio posisi ULN jangka pendek terhadap cadangan devisa

Begitu pula dengan berbagai indikator utang luar negeri yang disajikan dalam SULNI dari Bank Indonesia. Di antaranya adalah:

  • Rasio Utang Jangka Pendek berdasarkan Jangka Waktu Asal terhadap Total Utang
  • Rasio Utang Jangka Pendek berdasarkan Jangka Waktu sisa terhadap Total Utang
  • Rasio Pembayaran Utang
  • Rasio Utang terhadap Ekspor, dan
  • Rasio Utang terhadap PDB

Beberapa memang tidak memburuk, namun tak mengindikasikan perbaikan yang cukup meyakinkan. Beberapa di antaranya justru memburuk, meski pelahan.

Kondisi kurang kuatnya ketahanan eksternal Indonesia lebih tampak pada beberapa indikator yang dipublikasi oleh Bank Dunia dan IMF. Dalam hal itu, kondisi Indonesia lebih buruk dari keseluruhan negara berpendapatan rendah dan menengah. Antara lain adalah rasio posisi ULN atas GNI, posisi ULN atas total ekspor barang dan jasa, dan Debt Service Ratio (DSR).

Gross National Income (GNI) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah besaran serupa PDB yang telah memperhitungan faktor produksi luar negeri bersih. PDB berbasis wilayah, PNB berbasis kewargaan. PNB mengeluarkan hasil faktor produksi asing dari PDB, dan menambahkan hasil penduduk Indonesia di luar negeri. PNB (GNI) Indonesia sedikit lebih kecil dari PDB, sekitar 2-3% tiap tahunnya.

Grafik: External Debt Stocks to GNI (%)

Sumber data: International Debt Statistics 2021 (World Bank).